Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan – Asal Usul Nenek Moyang

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan – DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SK N0. 167/P.M/1954 TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI MENTAWAI SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora – PDF Free Download

DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SK N0. 167/P.M/1954 TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI MENTAWAI SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

Download “DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SK N0. 167/P.M/1954 TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI MENTAWAI SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora” Masalah: Download Document

No 1 Sampe 5 Ka Mohon Cepat Dijawab Besok Dikumpulkannya Thx

1 DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SK N0. 167/P.M/1954 TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI MENTAWAI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana (S1) Humaniora (S.Hum) Disusun Oleh : Mitra Zalman ( ) PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

7 6. Kedua orang tua penulis Muzar (Ayah) dan Asna Diati (Amak), yang memberikan perhatian yang luar biasa, sehingga penulis selalu dapat termotivasi dan dapat menyelesaikan penelitian ini. 7. Alan Novandi SH. dan Lilis Shofiyanti S. Hum, yang telah membantu penulis dalam editing naskah skripsi ini. 8. Kawan-kawan di BPH HMJ SPI M Naufan Faikar S. Hum. Amalia Rachmadanty S. Hum, Wilda Eka Safitri S. Hum yang telah mewarnai kehidupan penulis di Ciputat, 9. Kawan-kawan angkatan 2011 yang berproses bersama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibnu Fatkhan, Si.P., Reza Hakim, Egi Zulhansah. Serta kawan di Black Jidat Community dan kawan-kawan di Keluarga Pelita. iii

8 DAFTAR ISI ABSTRAK… i KATA PENGANTAR… ii DAFTAR ISI… iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah… 1 B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah… 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian… 5 D. Studi Terdahulu… 6 E. Kerangka Teori… 8 F. Metode Penelitian… 8 G. Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MENTAWAI A. Letak Geografis Kepulauan Mentawai B. Asal Usul Masyarakat Mentawai C. Kepercayaan Masyarakat Mentawai D. Mata Pencaharian BAB III SEJARAH AGAMA-AGAMA DI MENTAWAI A. Protestan B. Islam C. Katolik D. Bahai iv

9 BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SK NO.167/P.M/1954 TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI MENTAWAI A. Jumlah Penduduk B. Perbandingan Jumlah Pemeluk Agama C. Pranata Sosial 1. Lembaga Pendidikan Tempat Ibadah D. Perkembangan Agama-agama di Mentawai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

28 19 Selain menangkap ikan di laut masyarakat Mentawai juga pergi ke ladang, mereka pergi ke ladang berjalan bersama-sama sambil berbondong-bondong. Di tengah-tengah perjalanan, mereka bercerita juga. Pagi-pagi mereka sudah pergi ke ladang dan baru sore mereka kembali. Seluruh penduduk kampong, tua muda laki-laki perempuan turun ke ladang setiap hari kalua tidak punen (acara ke Agamaan) sesudah masuknya Kristen setiap hari minggu mereka tidak pergi ke ladang. 44 Menurut pengamatan, secara keseluruhan bahwa orang mentawai itu bukanlah pekerja yang baik tetapi mereka lebih suka bersenag-senang dan lebih suka bermalas-malasan. Mereka pergi ke ladang dan pergi kelaut itu bukanlah sematamata untuk bekerja, tetapi kebanyakan di antara mereka lebih suka tidur-tiduran sambil mengobrol-ngobrol. Itulah sebabnya sampai sekarang kehidupan mereka masih sangat bersahaja Mustafa, Sastra Lisan Mentawai., h Ibid., h. 24.

40 Jumlah penduduk Mentawai tahun Wilayah Jumlah Jiwa Jumlah dusun Siberut utara Siberut Selatan Pagai Utara/selatan Jumalah Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laju kenaikan penduduk Mentawai tidaklah terlalu signifikan dan cenderung lamban, walaupun ada kenaikan dalam kurun waktu sepuluh tahun akan tetapi kenaikan tersebut tidaklah terlalu besar hal itu disebabkan oleh lemahnya pemeliharaan kesehatan oleh penduduk Mentawai dan kurangnya sarana kesehatan di Mentawai. Selain itu adanya wabah penyakit yang menimbulkan banyak kematian. B. Perbandingan Jumlah Pemeluk Agama Data yang paling awal mengenai jumlah pemeluk agama Protestan yang penulis dapat dari Koran Haluan tahun 1955 adalah sebagai berikut: Menurut tjatatan jang diterima dari Pendeta Protestant di Sikakap di Mentawai terdapat jang memeluk Agama Protestant orang dan kalau angka ini tidak meleset, maka penduduk jang selainnja memeluk Agama Islam atau Sabulungan (Agama penduduk asli) tetapi menurut 6 Padang Pariaman dalam Angka 1990 Kantor Statistik Padang Pariaman

41 32 keterangan jang diperdapat dari kalangan yang lainnja agama penduduk asli sudah hampir habis terbasmi semuanja. 7 Sampai tahun 1960 penganut Agama Protestan di Mentawai mengalami banyak peningkatan sebgai berikut: No Kecamatan 1 Pagai Utara & Selatan Jumlah Penduduk Penganut Protestan Sipora Siberut Utara Siberut Selatan Jumlah Agama Lainnya Dari data di atas telihat masyarakat Mentawai mayoritas beragama Protestan. Sedangkan sisanya pemeluk agama Islam dan Katolik. Menurut data dari Piamain Kristen Protestan Mentawai (PKPM), di Sipora dan Pagai pemeluk Protestan ada 55%, Katolik 34%, dan Islam 11%. Sedangkan untuk tahun 1966 dapat dilihat dari dalam table dibawah ini. 8 Angka-angka Agama di Sipora dan Pagai tahun 1966 Pulau Protestan Katolik Islam Sipora Pagai Jumlah Sedangkan pada tahun 1969 jumlah pemeluk agama Protestan di Mentawai mengalami peningkatan yang signifikan. sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut; 7 Dari Pelau ke Pulau di Mentawai I, d Haluan, 6 april 1955, h Koentjaraningrat. (ed), Manusia dan kebudayaan di Indonesia., h. 63.

42 33 Jumlah Perbandingan Penganut Agama di Mentawai 9 Kecamatan Protestan Islam Katolik Tidak beargama Siberut Utara Siberut Selatan Sipora Pagai Utara/Selatan Jumlah Dari tabel diatas kelihatan jumlah seluruh penduduk Mentawai jiwa dapat dipersentasekan sebagai berikut: Agama Jumlah (orang) Persentase (%) Islam Protestan Katolik Tidak beragama Jumlah Dari kedua tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dari seluruh kecamatan yang ada di Mentawai agama Protestanlah yang paling besar penganutnya yaitu jiwa atau kurang lebih 52% dari seluruh jumlah penduduk. Agama katolik mempunyai penganut 19% dari jumlah penduduk Mentawai yaitu jiwa, agama Islam penganutnya jiwa lebih kurang 13% dari jumlah penduduk. Sedangkan yang tidak beragama 5388 jiwa. Dari data di atas dapat penulis tarik kesimpulan bahawa pasca dilaksanakannya rapat tiga agama di Mentawai agama Islam tidak menjadi pihihan utama penduduk Mentawai terbukti dari ketiga agama di atas agama Islamlah yang paling sedikit penganutnya. 1971), h 69 9 Boesjra Zahir, Sosial ekonomoni kepulauan mentawai (Padang: Universitas Andalas,

53 44 B. SARAN Diharapkan hasil penelitian sejarah dampak kebijakan Pemerintah ini dapat digunakan sebagai tinjauan bagi organisasi kemasyarakatan Islam dalam menyebarkan dakwah Islam. Serta saran bagi pemerintah untuk tidak memaksakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan pemaksaan terhadap masyarakat dalam memilih agama. Dan saran untuk para penulis yang mengganderungi sejarah Islam di Indonesia untuk menulis dalam perspektif lokal.

56 47 JURNAL Sidarta Pujiraharjo & Bambang Rudito, Magi Sebagai Acuan Identitas Orang Mentawai Dalam Hubungan Antar Suku Bangsa di akses di Muhaldi, Landasan Yuridis Penghapusan Kepercayaan tradisional Arat Sabulungan di Mentawai, Medan Fakultas Hukum USU Al-Jāmi ah, Vol. 51, No. 2, 2013 M ISLAM AND ARAT SABULUNGAN IN MENTAWAI SIPUISILAM DALAM SELIMUT ARAT SABULUNGAN PENGANUT ISLAM MENTAWAI DI SIBERUT, Padang: Jurnal Al- Ulum, 2012 TESIS DAN DISERTASI Ikawan, Interaksi Masyarakat Mentawai Dengan Pendatang Studi Tentang Hubungan Patron- Klien Dalam Aktivitas Ekonom, Tesis S2 Program Studi Sosiologi Universitas Indonesia, ONLINE

57 48 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.1.Letak Kepulauan Mentawai dilihat dalam peta Pulau Sumatra (Sumber:

44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arat Sabulungan adalah akar budaya dan juga cara pandang hidup masyarakat Mentawai yang tetap menjaga dan mengatur masyarakat Mentawai melalui tabu dan pantrngannya.

32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Nursyirwan Effendi Guru Besar FISIP Universitas Andalas Disampaikan tanggal 18 Mei 2016 di Padang pada acara Revitalisasi Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional antara Minangkabau dan Mentawai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasan

BAB IV ISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang isa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. isa yang dilakukan akan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

BAB VI KESIMPULAN. pemerintah maupun TNS membatasi para pemburu di Pulau Siberut agar tidak

298 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Semulanya beberapa sumber mengatakan orang Mentawai yang melakukan perburuan yang dapat mengancam kepunahan akan primata itu sendiri. Bahkan pemerintah maupun TNS membatasi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan berkualitas. Dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

A Pilihah A B E Dan D Sebagai Jawaban Yang Paling Tepat

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA 4.1. Letak Geografis Sumba Tengah Pulau Sumba terletak di barat-daya propinsi Nusa Tenggara Timur-NTT sekitar 96 km disebelah selatan Pulau Flores, 295 km disebelah

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : – Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran kristus) dimulai dari kesadaran teologis oleh seorang pendeta Inggris bernama John Wesley,

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Papua terkenal dengan pulau yang memiliki banyak suku, baik suku asli Papua maupun suku-suku yang datang dan hidup di Papua. Beberapa suku-suku asli Papua

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada karena ada masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud kebudayaan adalah

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lkpd Ips Worksheet For 7

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang teletak di bagian Asia tenggara yang dilalui garis khatulistiwa. Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia serta diantara

BAB I PENDAHULUAN. Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rote adalah sebuah pulau yang dahulu dikenal dengan sebutan Lolo Neo Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau Lino Do Nes yang berarti pulau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Koto Tuo Barat adalah Desa yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, atau kawasan Asia, tetapi dalam lingkup yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi? 1. Tercipta: Tiga jalan (Sara lala hada, sara lala fareta, sara lala Agama) 2. Terjadi dualisme kepercayaan dalam diri Ono Niha yang Kristen. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Kepulauan Riau mempunyai sejarah yang panjang sebagai wilayah yang menarik perhatian karena posisinya yang berada

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sekilas Tentang Sejarah Kecamatan Kuok Kuok adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Sebelum dinamai Kecamatan Kuok, Kecamatan ini

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya, rasa manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang terletak di benua asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra, yaitu samudra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. Namun, Perbedaan tersebut tidak menjadikan

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. Orang-orang Tionghoa asli sudah datang ke pulau Jawa jauh sebelum kedatangan orang Barat.

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan berbagai macam suku bangsa yang ada di dalamnya serta berbagai ragam budaya yang menjadi

Tolong Dijawab Yaterimakasih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

PANCASILA & AGAMA Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Reza Oktavianto Nim : 11.12.5818 Kelas : 11-S1SI-07 Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI KEL. : NUSANTARA DOSEN : Drs.

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya membutuhkan seorang partner untuk bekerja sama sehingga suatu pekerjaan yang berat menjadi ringan. Hal ini berarti bahwa untuk menempuh pergaulan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat – istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. (machstaat). Dengan demikian, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dirumuskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat). Dengan demikian,

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI IV.1 Pengantar Sebagaimana telah dipaparkan dalam Bab I bahwa meskipun sebagian besar masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH. serta latarbelakang historisnya. Cerita sejarah baru dianggap benar jika pengungkapan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH 2.1 Sejarah Kelurahan Nelayan Indah Adapun faktor geografis dalam penulisan sejarah adalah merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan. Sebab dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

Mentawai, (Jakarta: PT. Grafidian, 1986), hlm Ibid, hlm Hari Susanto, dkk, Pulau Siberut,

1 Pendahuluan Mentawai merupakan daerah kepulauan yang terletak di sebelah Barat Pantai Pulau Sumatera, yang terdiri dari empat pulau yaitu Siberut bagian Utara, Sipora bagian Tengah, Pagai Utara dan Pagai

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter secara eksplisit maupun implisit telah terbentuk dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Melalui pendidikan karakter diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Pengantar Ilmu Pertanian

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup terpisah dari kelompok manusia lainnya. Dalam menjalankan kehidupannya setiap manusia membutuhkan

1. PENDAHULUAN Perubahan lingkungan berimplikasi terhadap berbagai dimensi kehidupan termasuk pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini tentu saja sangat dirasakan oleh perempuan Kamoro yang secara budaya diberi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2

BAB II ONAN RUNGGU 2.1 Letak Geografis Onan Runggu adalah satu wilayah di Kabupaten Samosir yang terletak diantara 2 o 26 2 o 33 LU dan 98 o 54 99 o 01 BT dengan ketinggian 904 1.355 meter di atas permukaan

BAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba

BAB II IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba Pada tahun 1952 penduduk km 9 dan 10 yang sebahagian besar berasal dari toba samosir dan janjiraja yang beragama

Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat Sunda Ciamis mempunyai kesenian yang khas dalam segi tarian yaitu tarian Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

To make this website work, we log user data and share it with processors. To use this website, you must agree to our Privacy Policy, including cookie policy.

Lahan seluas 2 hektare itu marginal tanahnya berwarna kemerahan, dan tandus. Semula petani memanfaatkan lahan itu sebagai sawah tadah hujan. Panen padi pun sekali per tahun dengan hasil rata-rata 5-6 per hektare. Namun, sejak 2017 lahan yang semula tandus itu berubah menjadi sawah, kolam lele, dan kandang ayam. Produksi padi pun meningkat 2 kali lipat menjadi 11 ton per hektare per sekali panen.

Kelebihan lainnya petani bisa panen hingga 4 kali pertahun. Uniknya budidaya antara ternak dan tanaman saling terintregrasi. Sisa metabolisme ayam dan lele mengalir ke mina padi dansawah. Sekilas mirip seperti akuaponik bersekala besar. Petani di Desa Jagan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Ir. Heri Sunarto yang menerapkan konsep pertanian terpadu itu.

Heri menamakan sistem budidayanya itu dengan sebutan Tani Ternak Terpadi Tanpa Limbah dan Bau (T4LB). Bagaimana mengubah lahan tandus menjadi terintregrasi? Salah satu yang tidak bisa dipungkiri dan amat penting adalah ketersediaan air. Heri membuat sumur bor kedalaman 100 meter untuk memperoleh air. Langkah selanjutnya membuat kolam ikan sebagai tempat penampungan air.

Air dari kolam yang mengandung sisametabolisme ikan itulah yang digunakan untuk menggembungkan tanah yang semula tandus dan mengubahnya menjadi sawah. Proses itu sekitar 3 bulan untuk pembuatan kolam autoflow dan persiapan penanaman padi. Sayangnya, pada penanaman padi perdana pertumbuhannnya kurang optimal. Penyebab pertumbuhan padi kurang optimal karena nitrogen terlalu tinggi.

Saat itu Heri langsung mengairkan air dari kolam ikan menuju sawan secara langsung. Kolam sistem autoflow mengalirkan air dengan gravitasi tanpa pompa. Harap maklum nitrogen dari air sisa metabolisme ikan amat dominan. Salah satu suasat agar nitrogen ideal untuk padi dengan membuat mina padi selebar 3 meter di sekitar sawah. Mina padi selebar 3 meter itu berfungsi sebagai penyaring biologis sebelum air kolam masuk ke sawah. Di atas mina padi ada pula sistem akuaponik sumbu untuk budidaya sayuran.

Teknologi itu terdiri atas wadah plastik bersumbu kain flanel, bermedia tanah dan sekam. Komoditas yang ditanam antara lain bawang merah dan kangkung. Sistem itu bertujuan menyaring nitrogen yang terlalu tinggi. Kadar nitrogen air hasil penyaringan mina padi amat pas untuk memenuhi kebutuhan padi. Sisa metabolisme ternak dengan sistm pertanian terintegrasi bisa mendukung ketersediaan unsur hara makro nitrogen, fosfor, dan kalium untuk tanaman.

Contohnya air kolam lele amat dominan fosfor. Adapun limbah daun dan sisa pembakaran dominan kalium. Namun, pemupukan belum sepenuhnya organik. Sebab, padi masih menghendaki pupuk tambahan agar hasil panen optimal. Pemupukan tambahan dominan kompos kotoran sapi minimal 2 ton per hektare. Adapun pupuk kimia hanya 10%-30% dari dosis normal.

Pemupukan padi kovensional per hektare per musim rata-rata 300 kg Urea, 100 kg SP-36,dan 100 kg KCI. Artinya penggunaan dan biaya pupuk kimia biasa terpangkas 70-90% dengan sisem pertanian terintegrasi. Heri menghemat biaya produksi amat signifikan. Sekedar contoh harga Urea subsidi mencapai Rp2.250 per kg atau total Rp675.000. Ia menghemat minimal 70% setara dengan Rp472.000.

Heri berhasil panen padi dengan sistem pertanian terintegrasi hingga 10 siklus sejak 2017. Alumnus Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung itu menadapat Rp200 juta-Rp300 juta per hektare per tahun hasil budidaya pertanian terintegrasi. Teknik budaya padi sudah menerapkan IP 4 artinya menanam hingga 4 kali setahun. Siasat Heri menggunakan 2 varietas padi berumur 70 hari dan 90 hari demi meerapkan IP 4.

Siasat lain mengoptimalkan omzet ala Heri dengan menjual hasil panen saat harga tinggi. Pengalaman Heri harga tinggi pada Januari, April, Juli, dan November. Pada bulan Januari harga dan produksi padi bagus. Pada April harga masih lumayan bagus meskipun produksi tidak optimal,demikian juga pada bulan Juli dan November. Pada bulan Oktober saat akhir musim kemarau waktu tanam optimal sehingga produksi akan sangat bagus.

Siasat mengatur jadwal penanaman itu terbukti menghasilkan omzet optimal. Pada tahun kedua seluruh biaya produksi antara lain pembuatan kolam, pompa, dan sumur sudah balik modal. Model pertanian ala Heri sangat memungkinkan diterapkan diberbagai lahan tadah hujan diseluruh Indonesia. Namun, perlu biaya cukup tinggi diawal, terutama untuk pembuatan sumur.

Hal lain yang perlu diperhatikan edukasi rutin pada pelaku anyar agar bisa menerapkan sistem pertanian terintegrasi baik dan benar. Niscaya target balik modal pada kurum waktu 2 tahun seperti bisa terealisasikan. Heri membuktikan hal itu, bukan sekedar teori di atas krtas. (Ismail Ahmad, S.T.P., ketua Perhimpunan Penyluhan Pertanian Indonesia Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah)

https://static./library/2021/02/setahun-4-kali-panen.trubus.februari-2021.hal7677-gbr.png 211 733 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:46:32 2021-04-15 08:23:03 Setahun 4 Kali Panen.Trubus.Februari 2021.Hal.76,77

Tinkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia tergolong rendah. Hal itu antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakiit tanaman, pengaruh cuaca atau iklim, serta teknis budidaya yang petani yang masih konvensional. Penerapan teknologi budidaya sistem topas- singkatan dari

Teknik toping adalah pemangkasan puk pada cabang utama atau primer dari tanaman semangka. Biasanya dilakukan pada saat tanaman berumur dua pekan setelah tanam (mst). Tujuan

perlakuan pemangkasan cabang tersier atau sulur yang tidak produktif pada pertanaman semangka. Biasanya teknik itu dilakukan pada saat tanaman beruur empat pekan setelah tanam hingga menjelang panen.

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

Cabang-cabang tersier atausulur perlu dipangkas agar intensitas sinar matahari  yang masuk ke seluruh bagian permukaan tanaman dapat optimal serta menjada iklim mikro pertanaman . manfaat lain dari asimilar dan fotosintat makanan dapat sitranslokasikan keseluruh bagian tanaman secara efisien.

atau pengaturan cabang adalah teknik pengaturan caban tanaman di atas permukaan lahan atau bedengan di areal pertanaman untuk memudahkan dalam perawatan dan pemeliharaan tanaman semangka. Tanaman semangka termasuk tanaman menjalar atau merambat dengan perantara alat pemegang berbentuk pilin dan hidupnya semusim. Sistem perakaranya menyebar ke samping dan dangkal.

Batang tanaman semangka bersegi panjang batang antara 3,5-3,6 meter dan sulurnya bercabang menjalar di permukaan tanah atau merambat. Batang berbentukbulat lnak, berambut dan sedikit berkayu. Cabang-cabang lateral mirip dengan cabang utama. Diantara ruas cabangdan daun terdapat sulur ciri khas dari famili Cubitacae. Sulur-sulur itu berguna sebagai alar pembelit atau pemanjat bila budidaya tanaman semangka dengan sistem turus/ajir.

Teknik selection atau seleksi adalah teknik menyeleksi tanaman dan buah semangka dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan seleksi memilih buah yang produktif dan dapat berkembang mencapai hasil maksimal. Buah semangka tersedia dalam banyak bentuk, warna, dan bermacam-macam ukuran. Seleksi buah dilakukan pada umur 10-15 hsp (hari setelah polinasi atau 40-50 hst (hari setelah tanam) atausaat buah sebesar telur ayam.

Hal itu karena lokasi oenanaman beragam (dataran tinggi, menegah, atau rendah) serta masa berbunga dan berbuah setiap varietas semangka berbeda-beda. Olehkarena itu, petani berpatokan pada ukuran buah sebesar tulur ayam saat menyeleksi buah. Ciri-ciribuah yang dipertahankan bentuk uah sempurna (bulat, oval, atau lonjong sesuai varietasnya), bulu-bulu halus pada kulit buah masih terlihat merata, warna kulit buah dan lurik terlihat cerah (hijau muda atau terang).

Syarat lain, tidak ada serangga hama atau penyakit seperti lalat buah atau busuk buah, posisibuah pada cabang ke 15-20 (dihitung dari pangkal batang). Petani hanya memilih satu buah yang terbaik per tanaman untuk dipelihara. Bentuk buah bervariasi mulai dari bulat hingga lonjong, dengan warna-warna kulit buah yang berbeda-beda mulai dari hijau muda kehitaman serta kuning. Warna kulit buah dapat mulus, bergaris-garis  atau berbercak-bercak.

Iffah Ai

Warna daging buah ada yang kuning, merah jamu, merah cerah ataupun merah tua. Terdapat pula smangka berbiji ataupn semangka tanpa biji. Hasil penerapan teknoliogi budidaya sistem topas di lahan penelitian kampus Politekneik Negri Lampung terbukti mampu meningkatkan produksi buah semangka. Produktivitas semangka tipe buah lonjong dengan teknik topas juga lebih tinggi.

Produksi semangka sistem topas mencapaih 14-18 ton per hari, lebih tinggi jika dibandingkan dengan penanaman sisten konvensional yang berkisar 10-14 ton per hari. Produktivitas semangka tipe buah oval dengan menggunakan teknik topas antara 20-16 ton per hari. Bandingn dengan penanaman sistem konvensional antara 14-18 ton perhari. Produktivitas semangka tipe buah bulat menggunakan teknik topas 19,33 ton per hari (sistem konvennsional 13,78 ton/hari).

Teknologi budidaya sistem topas menjadi solusi permasalahan petani.oleh karena itu, diharapkan petani di berbagai wilayah di Indonesia dapat menerapkan secara langsung di lahan. Tujuan meningkatkan jumlah produksi dan kualitas buah semangka. Peroduktivitas semangka di kabupaten Badung, provinsi Bali, pada akhir Mei-Juni 2020 rata-rata 15,79 ton per hektare. Apalagi kini tingkat konsumsi buah-buahan seperti semangka meningkat setiap tahun karena lonjakan jumlah penduduk dan pola makan masyarakat. (Anung Wahyudi Ph.D. dosen Politeknik Negeri Lampung)

https://static./library/2021/02/semangka-panen-besar-karena-topas.trubus.februari-2021.hal3234-gbr.png 179 289 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:43:14 2021-04-15 08:24:34 Semangka Panen Besar Karena Topas.Trubus.Februari 2021.Hal.32,34

itu menghasilkan total 1,3 ton sayuran daun setiap bulan. Nun di Purwokerto, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kebun Healthy Fresh itu memiliki 13.ooo lubang tanam. Selan sayuran daun, herba turut menjadi komoditas utama. Manajer Produksi Healthy Fresh Farm, Hardina Bbrilliani Usman, Mengatakan, siomak

“Hampir 80% untuk konsumsi masakan Tionkok,” kata Hardina. Penjualan dalam kemasan paling kecil 200 gram. Harga sayuran oriental seperti kangkung, caisim, dan pakcoi Rp7.000 per kemasan. Sayuran western seperti baragam selada dibandero Rp8.000 per kemasan. Kebun dengan sistem hidroponik rakit apung iitu panen setiap pekan. Potensi ozet Healthy Fresh Farm sdikitnya Rp45,5 juta sebulan.

Hardina menyebutkan, “Ada beberapa jenis yang dominan. Siomak paling tinggi peminat.” Meski demikian, alumnus jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang itumenuturkan, ketigabelas komoditas itu punya pasar tersendiri. Sejak awal Healthy Fresh Farm membuat isa pasar. Tak heran bla panen perdana langsung kerap habis. Hardina dan tim juga menyusun pola tanam agar bisa panen berkala.

Pemilik Healthy Fresh farm, Heri Sutikno dan Lasmina, membuka kebun hidroponik itu pada Januari 2020. Pasangan suami-istri itu tak menyangka respons pasar tetap bagus meski terjadi pandemi. “Awalnya sempat pesimis, pas buka malah korona, tapi ternyata alhamdulillah malah bagus.” Kaya Laksmina.

Semula kebun yang berlokasi dekat wisata Baturaden itu hanya memasok pasar swalayan di Purwokerto. Tak lama berselang, banyak konsumen mendatangi kebun dan memesan sayuran. Sekitar 60% hasil panen justru terserap oleh mereka yang datang ke kebun. Healthy Fresh Farm juga memasok ke kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Namun tak lama Heri menghentikan sementara sebab permintaan di Purwokerto  saja cukup tinggi.

Heri memperkirakan produksinya saat ini baru memenuhi sekitar 60% permintaan. “Masih ada pangsa pasar jika ada perluasan 5.000 lubang tanam lagi,” kata Heri. Biaya awal rumah tanam mencapai Rp450 juta. Heri dan Lasmina memperkirakan titik impas seharusnya tak sampau setahun. Namun “Meningkatnya pandemi tidak bisa langsung maksiml,” kata Lasmina.

Pekebu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Reynald Soebiantoro, turut menuai berkah saat pandemi. “Pada awl Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pemintaan menggila. Mugkin orang-orang sedag

” Kata pemilik Soebi Farm itu. Reynaldi menyebutkan permintaan meningkat empat kali lipat.

Alumnus jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung itu memasok sekitar 30 retail di Jakarta. Pengiriman setiap dua hari dengan toko yang berbeda-beda. “Satu toko bisa memesan 1.000 kemasan sayuran sedangkan sebelum pandemi hanya 100 kemasan,” kata laki-laki berusia 26 tahun itu. Satu kemasan beridi 250 gram. Mereka biasanya memesan lagi saat stock habis.

Pada pertengahan 2020, permintan berangsur turu. Satu toko hanya memesan sekitar 50  kemasan. Tak surut, Reynaldi justru menambah rumah tanam menjadi 6 unit. Semula hanya 4 unit. Luas masing-masing  2.000-2.500 m

. Itu bukan keputusan tanpa pertimbangan matang. Musababnya ia mulai menargetkan pasar di kota Bandung dan sekitarnya.

untuk sayuran daun dan sistem substrat untuk sayuran buah. Dua rumah tanam menaungi sayuran daun berjenis oriental dan western. Total terdapat 15 sayuran daun. Bayam paling banyak pesanan. Reynaldi menuturkan pesanan bayam sempat mencapai 150 kg untuk sekali kirim pada Maret 2020.

Sebanyak 4 rumah tanamkhusus untuk sayuran buah seperti tomat, mentimun, terung, dan zukini. Permintaan paling banyak yakni tomat beef berkisar 50 kg hingga satu ton  setiap kirim. Menurut Reynaldi pesanan tomat cukup tinggi saat

Selajutnya ia juga memperbanyak sayuran eksotis seperti zukuni kuning, terung hitam, dan mentimun mini.

Kompak dengan Reynaldi Soebiantoro, Charlie Tjendapati juga berencana meningkatkan kapasitas produksi pada awal 2021. Pemilik Serua Farm di kecamatan Bojongsari, kota Depok, Jawa Barat, itu turut menambah komoditas sayuran western seperti selada. Charlie mengatakan, “Ceruk pasar sayuran hidroponik masih terbentang luas. Bayangkan 100.000 warga Jakarta makan saur 100 gram setiap hari dengan berbagau macam sayur.”

Berdasarkan gambaran itu, ia menghitung kebutuhan sayuran warga Jakarta setidaknya sepuluh ton sehari. Itu belum memperhitungkan peningkatan jumlah konsumen. Populasi penduduk kian meningkat. Makin banyak masyarakat yang sadar pentingnya konsumsi makanan sehat seperti sayuran. Darimana memperoleh sayuran sebanyak itu?

Menurut Charlie, pekeun beru memang banyak bermunculan. Namun itu belum mampu memenuhi kebutuhan. Terlebih ada banyak variabel produksi sayuran yang sulit ditangani seperti cuaca dan sumber daya manusia. Wajar bila Charlie manambah kapasitas produksi dan terus menambah kebun mitra. (Sinta Herian Pawestri/ Peliput: Muhamad Fajar Ramadhan)

https://static./library/2021/02/pasar-tumbuh-saat-pandemi.trubus.februari-2021.hal2021-gbr.png 327 487 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:39:47 2021-04-15 08:24:02 Pasar Tumbuh Saat Pandemi.Trubus.Februari 2021.Hal.20,21

itu membutuhkan silika batuan jumlah banyak. Unsur yang berasal dari batuab itu berperan dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres, mengurangi toksisitas pada tanaman khususnya padi.

Silika dikenal sebagai elemen yang bermanfaat, tetapi kerap luput dari perhatian petani. Unsur golongan 14 dalam tabel periodik itu sejatinya terdpat di dalam lapisan tanah dan diserap tanaman dalam bentuk asam monosilikat (H4SiO4). Namun, ketersediaannya terbatas karena masih berkaitan dengan unsur lain. Akibatnya sulit larut dan belum siap diserap langsung oleh tanaman.

Aplikasi pupuk kalsium silikat ke dalam tanah sebelum penanaman dapat meningkatkan ketersediaan silikat. Salah satu sumber pupuk ketersediaan silikat. Salah satu sumber pupuk silikat adalah tras. Tras adalah salah satu bahan alam yang terbentuk dari abu vulkanik yang mengandung unsur kalsium dan silika. Biasanya tras digunakan untuk pembuatan keperluan bangunan seperti batako. Penambahan tras pada pertanaman padi terbukti meningkatkan signifikan. Itu artinya unsur silikon bukan faktor pembatasan pada tanah inceptisol. Karena terdapat kandungan unsur besi (Fe) dan mangan (Mn) yang tinggi. Setiap tanah diberi perlakuan dosis tras yang berbeda. Tujuannya agar diketahui takaran yang pemberian tras yang tepat. Riset menunjukkan dosis 10 gram pupuk silika dari tras yang diberikan dalam 1 kg tanah yang terbaik.

Adapun produksi rata-rata meningkat menjadi 44,19 gram per pot atau setara 7,07 ton per hektare. Bila dibandingkan dengan tanpa penambahan tras (kontrol), rata-rata pproduksi hanya 36,36 gram per pot atau setara 6,13 ton perhektare. Tras yang digunakan berasal dari Kecamatan Ciampea, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penguji sebelumnya menunjukkan, pupuk silika terbaik besumber dari campuran tras dan kalsium karbonat (CaCO3) yang dipanaskan.Hal itu ditandai dengan kandungan Si tertinggi, yakni 156,12 mg  SiO2 per kilogram. Sebelum dipanaskan tras diayak dengan saringan berukuran 10 mesh setara dengan diameter lubang 0,147 mm. Lalu tambahkan CaCO3 dengan perbandingan masing-masing 83,33% dan 16,67%. Campuran dipanaskan pada suhu 700

C selama 120 menit. Penamabhan CaCO3 dan air bertujuan mengubah bentuk silika yang tersediadan dapat diserap oleh hampir semua tanaman.

Pemanasan kedua bahan itu bertujuan meningkatkan kelarutan silika dalam air. Akibanya menjadi bentuk asam monosilikat yang dapat diserap oleh tanaman. Setelah pemanasan, campuran pupuk didinginkan hingga suhu ruangan. Lalu 330 mlakuades dan panaskan kembali pada suhu 500

Pada praktiknya, penambahan pupuk slika saat persiapan media tanam. Selain itu petani dapat memberikan silika ketika bahan tanah telah kering udaha dan dihaluskan. Tanah yang digunakan adalah tanah yang lolos saringan dengan diameter 5 milimeter. Selanjutnya tanah ditimbang masing-masing 5 kilogram kemudian campurkan dengan pupuk Si. Setelah pengadukan rata, inkubasi media dalam kondisi tergenang kurang lebih 5cm.

Setelah masa inkubasi berakhir, tanam bibit padi berumur 20 hari. Jumlah 3 bibit setiap pot. Pupuk dasar tetap diberikan sesuai dosis rekomendasi. Pupuk urea dan KCl diberikan 3 kali, yakni ketika penanaman dan 2 pekan setelah tanaman. Pemberian terakhir ketika padiberumur 8 pekan setelah pemberian kedua atau saat vegetatif maksimum. Pemberian Urea 0,6 gram per kg tanah setara 300 kg per hektare.

Sementara itu berikan 0,2 gram KCl per kg tanah setara dengan 100 kgper hektare. Adapun pemberuan pupuk SP36 hanya sekali ketika penanaman. Jumlahnya 0,2 gram per kg tanah atau setara 100 kg per hektare. Pertahankan kondisi air mengenang selama praktuk. Bila ditemukan gulma, lakukan penyiangan secara manual atau cabut langsung. Pengendalian hama menggunakan insektisida nabati berbagan aktif beta siflurin. Lakukan hal itu hingga panen tiba atau hingga masak kuning atau 90% mulai menguning. (Mirwanty Amin, S.P., M.Si., Penelitian ahli pertama BPTP Sulawesi Utara)

https://static./library/2021/02/panen-naik-karena-silika.trubus.februari-2021.hal8284-gbr.png 188 274 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:33:01 2021-04-15 08:16:00 Panen Naik Karena silika.trubus.februari 2021.hal.82,84

Semua mangga mesti terjual dua hari setelah petik. Itulah kunci sukses Juliana, S.T., menghadirkan mangga berkualitas premium kepada para konsumen di berbagai daerah di Indonesia. “Kami menjaga kualitas mangga. Kami tidak mau konsumen mendapatkan mangga yang berwarna kuning kecokelatan,” kata warga Rawabuaya, Cengkareng, Jakarta Barat, itu.

Bagaimana jika masih ada manga tersisa dua hari pascapanen? Juli-sapaan akrab Juliana- tidak menjual mangga itu meski kualitasnya lebih bagus dibandingkan dengan mangga yang dijual di pasar. Pebisnis mangga premium sejak 2010 itu mengolah buah yang belum terjual menjadi mangga kupas beku dan jus. Dengan begitu konsumen dapat menikmati Julie Mango-merek mangga yang dijual Juli-di luar musim berbuah.

atau buah kupas atau lembaran tipis mangga. Menurut peneliti olahan mangga di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Kota Bogor, Jawa Barat, Ermi Sukasih, S.T.P., M.Si.,

merupakan produk olahan buah semibasah atau kering berbentuk lembaran tipis yang mempunyai konsistensi khas.

Teknologi lembaran tipis mangga termasuk olahan baru di Indonesia. Namun, olahan berbahan daging buah itu lazim di mancanegara. Pengolahan mangga menjadi lembaran tipis mangga dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta skala industri. Dengan kata lain pembuatan lembaran tipis mangga relative mudah (Baca ilustrasi Bikin Fruit Leather Mangga).

Lembaran tipis mangga meningkatkan nilai tambah mangga sortiran sehingga harga jualnya pun lebih tinggi. Syaratnya mangga sortiran itu berdaging buah bagus. Ermi mengatakan, hampir semua jenis mangga termasuk yang berserat banyak bisa diolah menjadi olahan lembaran tipis mangga. Mangga indramayu yang paling cocok dijadikan lembaran tipis mangga. Alasannya mangga itu berdaging buah tebal dan berwarna jingga.

“Mangga merupakan buah yang gampang diolah. Warna daging buah relative stabil dan tidak mudah teroksidasi seperti apel,” kata alumnus Program Studi Ilmu Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, itu. Buah berdaging tebal lain seperti avokad pun bisa menjadi lembaran tipis buah. Sayangnya kadang cita rasa avokad menjadi pahit saat pengolahan.

Cara mengatasinya diperlukan perlakuan khusus agar rasa pahit tidak muncul. Misal dengan pemberian bahan tambahan pangan (BTP) sesuai Permenkes No. 033 Tahun 2012. Menurut Ermi tren lembaran tipis mangga sebagai produk sehat dan alami di masa mendatang relatif baik. Harapannya masyarakat Indonesia dapat menerima olahan buah itu. Selain menyehatkan, masa simpannya mencapai 6 bulan dengan kemasan vakum.

https://static./library/2021/02/mangga-bertahan-setengah-tahun.trubus.februari-2021.hal3031-gbr.png 409 749 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:11:54 2021-04-15 08:16:44 Mangga Bertahan Setengah Tahun.Trubus.Februari 2021.Hal.30,31

Pilihlah Salah Satu Jawaban Antara A B Dan C Sebagai Jawaban Yang

Presiden Joko Widodo mengingatkan hilangnya tahu dan tempe pada Januari kemarin perlu  mendapat perhatian serius. Pada rapat kerja pertanian 11 Januari, presiden meminta agar desain baru pemenuhan bahan pokok harus menjadi fokus. “ Penduduk Indonesia sudah 270juta jiwa lebih, pengelolaan panganharus betul-betul kita seriusi,” katanya. Kedelai sebagai salah satu komoditas yang masih impor harus menjadi fokus perhatian dalam membangun pertanian.

Pandemi korona memang mengacaukan distribusi pangan dunia. Namun, isu lebih penting terletak pada ketersediaan bahan pangan itu.”Mentri pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan kesiapan untuk meningkatkan produksi pangannasional,” tulis Kompas, 12 Januari 2021. Pengejaan

Dikalangan masyarakat, kegemaran bahan makanan lokl kembali semarak. Menyambut Februari ini istri saya lebih rajin menanak sorgum. Ketika memulai tinggal di

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

ini, kami melihat banyak sorgum tumbuh liar di sepanjang kali. Sekarang sudah bersih, rapi dibeton kanan-kiri. Kami jadi banyak berkomunikasi dengan tenam-teman di daerah untuk emperluas pandangan.

Dari pulau Lembata saya menerima pesan WA (Whatsapp) “sorgum yang belum disosoh menjadi beras harganya Rp10.000 per kg. Kalau sudah jadi beras sorgum Rp35.000 per kg di pasar Lewoleba.” Pengirimnya Erlin Bernadette Wutun, yang dikenal rajin mengolah hasil panen sorgum di kebunnyaseluas 25  m x 25 m. Dari panen tahun kemarin Erlin berhasil mengumpulkan 150kg  tepung sorgum. Bersyukur dia suka memasak kue dan melayani pesanan untuk hajatan dan hari raya.

Sebagai contoh hasil olahannya dia mengirimkan tiga jenis kue buatannya untuk saya di Jakarta. “Sekali bikin kue bisa sampai 5 kg. Kalau pesanan banyak bisa 10 kg,” ceritanya. Kuenya dikemas dalam toples kecil, dibandrol @ Rp30.000. ada juga rasa coklat. Meskipun tidak sering, dulu di Jawa Timur ibu saya juga pernah masak sorgum yang kami sebut “jagung ontel” atau cantel.

Menurut Rm. Firminus Dai Koban, Pr. Di Lembatan dalam bahasa Lamaholot sorgum disebut “solot.” Saya mengenalmya dari Gerakan Pemuda/i Bertanu jarimgam pegiat pertanian yang didukung ratusan orang.  “Saya membongkar bekas jalan aspal sepanjang 7 m x 50 m untuk ditanami sorgum,” katanya pada suatu hari. Dari pegiat di Larantuka itulah saya mengenal Erlin Wutun dan masakan kuenya.

“Sekarang banyak orang beralih makan solot karena bagus untuk mecegah diabetes,” kata Rm. Firminus yang lebih akrab dipanggil “Romo Tinus”. Cita-citanya ingin memiliki mesin kecil untuk mengolah tepung susu sorgum. Ternyata sorgum banyak manfaatnya. Batangnya bisa diperas seperti tebu menjadi gula. Daunnya untuk makanan ternak. Dan bijinya, “Kita harus berebut dengan ratusan burung kecil yang berdatangan menjelang panen,” kata Romo Tinus .

Maklum tanaman anggota keluarga Poaceae itu memang amat disukai burug. Padahal, sebagai beras sorgum dalam bungkusan @ 100 gram dibanderol Rp 10.000 kalau dipesan secara daring. Mengapa warga Nusa Tenggara Timur getol menanam sorgum? Karena sorgum bisa tumbuh subur dilahan kering. Termasuk di lahan bekas aspal yang berbatu-batu di Larantuka itu.

“Ketika jagung dan padi tidak mampu menghadapi kemarau panjang, sorgum tetap bertahan, bahkan panen bagus,” tutur Maria Loretha yang dikenal sebagai “Mama Sorgum”.

Sejak 2015 ia berusaha mengembalikan kejayaan sorgum di Nusa Tenggara Timur. Adapun di Lombok, Hermawan. Menurut laporan Trubus News Id, awal 2019 finalis duta petani muda itu berhasil mengangkat mengangkat

Sekarang resep mengoah sorgum sudah menyebar luas. Bukan hanya untuk campuran nasi dan bubur, tapi untuk berbagai macam kue dan minuman. Pada 2020 Direktorat Jenderal Taman Pangan, Kementrian Pertanian, meluncurkan program bantuan benih alternatif dan menalokasikan ribuan hektare untuk ditanami sorgum. Di Lamongan, Jawa Timur sehak 2016 berdiri Rumah Sorgum Indonesia dengan aktivitasnya bernama Esti Faizah.

Produk yang diperkenalkan termasuk kerupuk kemplanh, sirop sorgum, madumongso, mi sorum, dan sebagainya. Esti yang meraih juara ke-1 inovasi tekologi pangan dari Kabupaten Lamongan, juga mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan dukugan dari Dinas Pertanian, Kementan. Di tingkat dunia, Amerika Serikat, menjadi produsen sorgum terbesar dengan panen sekitar 9 juta ton setahun, disusul Nigeria yang menghasilkan 6 juta ton.

Secara umum industri sorgum disebut milo yang 50% diperuntukan konsumsi manusia. Selebihnya untuk ternak dan diolah menjadi energi, bioetanol. Kandungan karbohidrat sorgum 73,8% sedangkan beras 76% dan terigu 77%. Protein sorgum 9,8%, beras 8%, dan terigu 12 %. Tantangan yang harus dijawab adalah membuat masyarakat kembali menyukai makanan pokok tradisional dan produk lokal.

Artinya, perlu penyuluhan untuk kembali menanam dan menyukai makanan pokok: jagung, ubi, sagu, dan sorgum yang sering dimasak bersama kacang-kacangan. “Kalau Bung Hatta pergi ke satu tempat, ia selalu menikmati makanan lokal. Waktu dibuang ke Papua makanan hariannya papeda dan ikan bakar.” Begitu teman lama saya, Halida, meningkatkan. Betul! Bung Karno pun menyukai lalap daun kosambi yang tumbuh di halaman belakang istana. Saya teringat rumpun jali-jali yang dulu tumbuh di sepanjang Kli Pesanggrahan, dekat rumah kami di Jakarta Selatan.

https://static./library/2021/02/kembali-sorgum.trubus.februari-2021.hal9697-gbr.png 282 453 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:03:52 2021-04-15 08:17:48 Kembali Sorgum.Trubus.Februari 2021.Hal.96,97

Gang selebar 2 m di Kelurahan Cempakahputih Timur, Kecamatan Cempakaputih, Jakarta Pusat, itu kumuh dan bau. Beberapa pedagang meletakkan gerobak makanan di tempat itu selesai berjualan. Sampah pun memenuhi saluran air sehingga menyebabkan banjir saat musim hujan. Jalan sempit itu tidak nyaman dan menyehatkan bagi warga sekitar. Namun, itu pemandangan sebelum Mei 2020.

Kini tempat itu tertata rapi dan bersih sehingga lebih enak dipandang. Tidak ada lagi kesan kumuh dan kotor. Bahkan, gang itu menjadi salah satu produsen sayuran segar di Kelurahan Cempakaputih Timur. Para warga dari beragam latar belakang profesi membudidayakan aneka sayuran daun denga teknik hidroponik. Mereka tergabung dalam Kelompok Petani Kota (KPK) Hidroponik RW 06 CPTim.

Lima belas rak intalasi hidroponik berjejer di atas saluran air di sisi gang sepanjang sekitar 50 m itu. Yang paling istimewa kebun hidroponik itu mengandalkan sinar matahari sebagai sumber energi listrik untuk menggerakkan pompa agar mengalirkan nutrisi ke setiap rak. “Menurut Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta kebun hidroponik ini yang kali pertama menggunakan tenaga surya untuk hidroponik di Jakarta,” kata inisiator penggunaan tenaga surya untuk hidroponik di Kelurahan Cempakaputih Timur, Nick Nurrachman.

Ada 6 keping panel surya masing-masing menghasilkan daya 200 watt. Total jenderal perangkat itu menghasilkan daya 1.200 watt. Jumlah itu sangat mencukupi kebutuhan listrik untuk menggerakkan pompa. Bahkan panel surya berdaya 1.200 watt itu melebihi kebutuhan 15 rak hidroponik. Harap mafhum pengelola hidroponik memakai pompa berdaya 40 watt sehingga diperlukan daya 600 watt. Artinya kapasitas panel surya 100% lebih banyak daripada kebutuhan listrik untuk pompa.

Mengapa Nick memasang panel surya berdaya lebih tinggi daripada kebutuhan? “Saya memerlukan tegangan minimal 240 volt agar hidroponik beroperasi. Saya pasang 4 keping panel surya pompa belum bergerak. Jadi, terpaksa pasang 6 keping panel surya,” kata salah satu pemilik perusahaan bidang manufacturing instalasi listrik tenaga surya itu. Panel surya merupakan alat yang mengubah sinar matahari menjadi arus listrik searah atau

(AC) sehingga pompa instalasi hidroponik bekerja. Nick memasang saklar otomatis pada kotak kontrol sehingga listrik tenaga surya mengalir jika terpapar sinar matahari. Ketika tidak ada cahaya matahari, maka listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) digunakan. Bisa dibilang listrik tenaga surya bekerja secara parallel dengan PLN. Pemakaian pompa dengan tenaga surya pada pukul 09.00-15.00.

Dengan kata lain, ada sumbangan ¼ energi gratis dari pemakaian pompa selama 6 jam. Hitungan Nick menunjukkan penggunaan panel surya itu menghemat biaya tagihan listrik Rp 5.282 per hari setara Rp 158.460. Penghematan bisa lebih besar lagi asal rancang bangun instalasi hidroponik profesional. Intinya ada keseimbangan antara beban listrik yang diperlukan dengan kapasitas panel surya terpasang. “Itu merupakan

. Eksperimen listrik tenaga surya untuk menjalankan pompa hidroponik. Tidak hitung-hitungan ekonomis,” kata Nick.

Lebih lanjut Nick menuturkan sebetulnya untuk bisnis hidroponik komersial, pemakaian panel surya kembali modal pada tahun ke-8. Ketua KPK Hidroponik RW 06 CPTim, Slamet Wiyono, senang dapat menghemat biaya tagihan listrik berkat penggunaan panel surya. Slamet dan anggota kelompok rutin memanen aneka sayuran daun seperti kangkung, selada, dan pakcoi setiap hari.

Konsumen warga sekitar yang datang langsung untuk memilih sayuran sesuai kebutuhan. Uang hasil penjualan untuk biaya operasional seperti pembelian pupuk, listrik, air, dan benih. Tujuan adanya kebun hidroponik itu sebagai sumber sayuran segar selama pandemi. Warga khawatir ke pasar, tapi tetap harus memenuhi kebutuhan sayuran. Oleh karena itulah, Nick, Slamet, dan para warga membangun kebun hidroponik secara swadaya.

Setelah itu salah satu perusahaan bidang farmasi milik negara menghibahkan 9 rak hidroponik kepada Slamet dan kelompoknya. Dosen Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang, Mardiyono, menyatakan, penggunaan listrik dari panel surya belum terlalu banyak dimanfaatkan pada budidaya hidroponik. Penggunaan kombinasi tenaga listrik gabungan (

) antara listrik PLN dan panel surya untuk memasok tenaga listrik pada instalasi hidroponik mendukung konservasi energi listrik untuk masa depan.

Menurut praktisi hidroponik di Sleman, Yogyakarta, Muhammad Iqbal, hidroponik tenaga surya cocok diterapkan di daerah yang rawan terdampak pemadaman listrik. Model hidroponik itu juga cocok bagi pehobi yang sering bepergian. Pekebun tidak perlu khawatir pompa mati karena listrik padam

https://static./library/2021/02/hidroponik-hemat-andalkan-surya.trubus.februari-2021.hal2425-gbr.png 272 410 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 15:00:04 2021-04-15 08:18:56 Hidroponik Hemat Andalkan Surya.Trubus.Februari 2021.Hal.24,25

) berlantai empat itu. Namun, siapa sangka ruko di perumahan Gading Serpong, kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, itu memiliki kebun sayuran modern nan canggih. Tiga rak berisi aneka sayuran daun menjambut

ketika berkunjung pada Januari 2021. Meski setiap rak berukuran 0,6 x 4 m, totaljenderal terdapat 5.100 llubang tanam.

Jika satu lubang menghasilkan 0,2 kg sayur daun, kapasitas tiga rak itu 1 ton sayuran segar per panen. Bagaimana mungkin kebun sayuran yang menempati area 24 m

dalam ruko menghasilkan begitu banyak sayuran daun? Rahasianya 3 rak itu masing-masing bertingkat sembilan. Jarak antar tingkat sekitar 40 cm.

), Tunas Farm. Kebun sayuran dalam ruko itu disebut modern dan canggih lantaran menerapkan teknologi hidroponik mutakhir. Komsepnya pertanian dalam ruangan (

Tunas Farm, Widya Surya Prayoga, mengatakan, “kami dapat mengawasi sistem hidroponik menggunakan gawai.” Beberapa parameter pertumbuhan tanaman seperti kebutuhan nutrisi, cahaya, suhu, dan pH bekerja otomatis.saya menggunakan teknik

(LED) khusus pengganti sinar matahari mutlak diperlukan karena instalasi hidroponik di dalam ruangan. Lampu itu terpasang di setiap tingkat. Durasi penyinaran tergantung dari komoditas yang ditanam. Direktur PT Agrafarm Sarana Exedis Indonesia, Yuslifar mengatakan, harus dipastikan betul spesifikasi lampu yang tertera sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Banyak lampu yang memancarkan sinar ungu, merah, putih. Namun, mesti ada jaminan tanaman bisa tumbuh dan tidak memengaruhi sifat genetik tanaman. Menurut Yus jarak lampu dengan tanaman maksimal 50 cm sesuai jenis lampu dan tanaman serta produsen lampu. Lebih dari itu panjang gelombang dan daya sebar cahaya makin kecil.

di area 3 x 4 m di Kota Bogor, Jawa Barat. Ada dua rak bertingkat 4 yang berisi sekitar 600 lubang dalam ruang sempit itu. “jika menggunakan NFT hanya hanya berisi 150 lubang tanam diluasan sama,” kata pria yang belajar

di Dubai, Uni Emirat Arab, pada November 2020 itu, Yus mengandalkan teknik rakit apung dengan konsep pasang surut yang terbukti berhasil di Dubai.

/ bulan. Menurut dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Intitut Pertanian Bogor, Dr. Slamet Widodo, STp., M.Sc., istilah

Cerita Rakyat Nusantara 3

Alasannya karena semua dikondisikan sama seperti pabrik yang memproduksi tanaman,” kata Slamet.

karena hampir semua parametir bisa dikendalikan. Termasuk pengayaan karbondioksida yang mempercepat fotosintesis. “Yang utama soal cahaya. Kita bisa memesan lampu dari aspek kualitas (spektrum/panjang gelombang) hingga kuantitasnya (intennsitas dan durasi),” kata doktor alumnus

bisa dilakukan dimana saja termasuk di tengah kota. Jadi, produksi bisa langsung menjangkau konsuen tanpa transportasi panjang. Waktu pengiriman singkat sehingga kualitas sayuran terjaga. Yus optimis pertanian vertikal dalam ruangan rakitannya berkembang dimasa mendatang. “Kita bisa mengirimkan peti kemas berisi

ke posko penampungan di daerah bencana sehingga para korban mendapatkan makanan yang lebih sehat dan berkualtas,” kata Yus.

Konsep pertanian itu juga bisa diterapkan dikawasan apartemen. Cukup gunakan satu atau beberapa unit apartemen sebagai

untuk memasok sayuran segar berkualitas. Tunas Farm juga emmanfaatkan gedung terbengkalai seperti gudang untuk membangun konsep pertanian canggih itu. Dengan begitu biaya investasi dapat ditekan. Yus menghitung biaya pembuatan pertanian vertikal dalam ruangan dengan rak 8 tingkat Rp30 juta per m

. Surya menawarkan sistem sewa hingga 4 tahun bagi mitra kerja yang tertarik mengembangkan konsep itu. Setelah 4 tahun perngkat canggih itu menjadi milik mitra kerja. Sudah 2 orang yang tertarik dengan konsep pertanian Tunas Farm. Ia mengandalkan

https://static./library/2021/02/hidroponik-canggih-dalam-ruangan.trubus.februari-2021.hal2223-gbr.png 180 404 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 14:55:56 2021-04-06 11:02:25 Hidroponik Canggih dalam Ruangan.Trubus.Februari 2021.hal.22,23

Muhsinin terkejut, ketika pohon avokad di Pura Pakualaman, Yogyakarta, berbuah pada Maret 2020. Jumlah mencapai 30 buah Persea americana. Ia menanam pohon itu empat tahun sebelumnya dari sebuah biji. Ia tidak mengetahui asal-muasal biji dalam buah. Pada umur empat tahun, tanaman berbuah perdana. Bentuk buah proporsional, seragam, dan berbobot 750-800 gram per buah.

Avokad baru akhirnya diberi nama pakualam untuk mengenang tempat tumbuhnya. Rasa buah pakualam kering atau

lantaran kadari air sedikit, pulen, dengan kombinasi rasa manis serta gurih yang pas. Warna daging pun menggugah selera, kuning kejinggaan. Kesegaran daging buah tahan lama bahkan setelah daging buah sudah dibelah. Muhsinin menghabiskan sedikit demi sedikit daging buah pakualam dalam selang waktu 3 hari.

Meski Muhsinin meletakkan buah dalam suhu ruangan, daging buah masih layak makan, bahkan makin kuat cita rasanya dalam beberapa hari. Warna kulit buah ketika matang bersalin rupa semburat merah merata. Muhsinin juga mengirimkan beberapa buah avokah itu kepada Ir. Dinno Marlan Dionsyius dari Komunitas Alpukat Nusantara (AINusa). Muhsinin hampir tak percaya melihat hasil penilaian buah mencapai 89.

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

Dinno mengunggah foto avokad pakualam melalui media sosial pada Maret 2020. Setelah itu banyak orang penasaran dengan rasa buah serta bibit pakualam. Muhsin tak tanggung-tanggung membanderol harga satu buah pakualam Rp 250.000 karena ketersediaan buah terbatas. Harga sebuah bibit pakualam perdana dilelang seharga Rp 1.050.000 setelah tiga bulan penilaian pakualam.

Para pekebun buah membeli bibit pakualam Rp 300.000 per batang. Mereka tersebar berbagai daerah seperti di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Nun jauh di Kota Duri, Kabupaten Bengka, Provinsi Riau, ada avokad baru bernama mendua. Pemilik pohon induk tunggal (PIT) sekaligus penangkar bibit mendua, Sendy Nuari Kamisa, memelihara avokad unggulan itu selama 12 tahun. Pohon magori atau panen perdana pada 2016. Namun, Sendy baru dua tahun belakangan menjual buahnya kepada konsumen.

Para pelanggan Sendy sangat puas dengan buah mendua lantaran berukuran besar, berkisar 600-1.200 gram atau bobot rata-rata 700 gram. “Pembeli saya kebanyakan pembuat jus buah. Menggunakan avokad mendua porsi jus jadi lebih banyak. Satu buah bisa untuk 2-3 gelas karena berbiji kecil tinggi sehingga lebih disukai pembeli,” kata Sendy. Porsi yang dapat dimakan dari buah mendua mencapai 90%.

Dinno yang menilai avokad mendua memberi nilai rata-rata 86. Karakter unggul lain berupa cita rasa seperti mentega, tidak berserat, tidak lembek dan berair, sedikit gurih, dan dominan manis. Setiap panen Sendy mendulang omzet Rp 5,5 juta hasil penjualan 157 kg. Ia menjual Rp 35.000 per kg, setara 157 kg. Ada permintaan rutin 1 ton buah. Padahal, setiap panen pada April dan Desember, total produktivitas pohon 400-500 kg buah.

Setelah panen warna buah berubah menjadi hitam kemerahan, menandakan kaya antioksidan. Perubahan itu dua hari setelah petik. Namun, bila buah dibiarkan di pohon maka kulit buah tetap hijau meskipun Sendy pernah membiarkan buah di pohon hingga 11 bulan. “Rasa gurih menjadi lebih intens, karena tinggi kandungan minyak. Buah juga tidak akan busuk di pohon,” jelas pria kelahiran Pekanbaru itu.

Menurut Sendy buah avokad yang bisa dibiarkan lama di pohon berpotensi dimanfaatkan sebagai penghasil minyak avokad. Melihat permintaan mendua yang tinggi, Sendy mengebunkan 250 bibit avokad itu di lahan 1,3 hektare. Ia berencana menjadi produsen buah dan bibit dari avokad mendua yang memiliki kesamaan fisik buah yang tinggi dengan avokad kendil dan markus.

Penangkar bibit di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Heri Nugraha, menemukan “adik” avokad jawara Festival Bunda dan Buah Nusantara 2019, chengko. Heri memberi nama avokad itu mias. Pohon tumbuh menjulang berumur sekitar 25 tahun berjarak 3 meter dari pohon induk tunggal (PIT) avokad chengko. Avokad mias tumbuh dari biji. Bobot buah mias 600-1.000 gram.

Bandingkan dengan avokad chengko hanya berbobot 400-650 gram. Menurut Heri kemungkinan perbedaan bobot buah karena umur pohon. Harap mahfum, PIT chengko berumur sekitar 40 tahun, Ir. Dinno Marianus Dionysius dari Komunitas Alpukat Nusantara (AINusa) memberi nilai 85 untuk avokad mias. Kualitas buah mias bertekstur lembut, kering, sedikit manis, dan tidak ada rasa pahit sama sekali.

Kulit tebal dan mudah dikupas ketika matang. Karakter-karakter itu menonjol bagi para penggemar yang menyicipi buah mias. Mias menambah kekayaan variasi avokad-avokad unggulan dari Pandeglang.

https://static./library/2021/02/gurih-manis-avokad-baru.trubus.februari-2021.hal-3839-gbr.png 551 353 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 14:53:13 2021-04-06 11:03:01 Gurih Manis Avokad Baru.Trubus.Februari 2021.hal.38,39

Stefanus Rangga Santoso bisa saja berdiam di Singapura, hidup mapan dengan gaji berkecukupan sebagai agen properti. Pria asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, itu memang memilih bekerja sampingan menjadi agen properti sembari berkuliah di Singapura. “Dulu belum memiliki lisensi, jadi hanya menawarkan pada konsumen Indonesia saja,” kata Rangga. Bekerja sampingan selama 3 tahun itu membuat tabungan makin gemuk, hingga Rp 1 miliar.

Dari hasil jerih payahnya itulah Rangga kembali ke tanah air memulai usaha pertanian. Kini pria 27 tahun itu menjadi pemasok melon premium dengan kapasitas produksi 3,7-4 ton melon per 20 hari. Harga jual melon premium itu rata-rata Rp 40.000. Omzet Rangga dari perniagaan melon premium Rp 148 juta-Rp 160 juta per 20 hari. Rangga mengubah sawah seluas 1,3 hektare menjadi greenhouse atau rumah tanam.

Di lahan itu berdiri 18 rumah tanam dengan populasi 1.400-1.800 tanaman per rumah tanam. Lahan untuk rumah tanam 8.500 m

. Rangga mendirikan CV Santoso Agro dengan kebun bernama Laguna Greenhouse di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada 2018. Ia fokus membudidayakan melon karena termasuk komoditas elastis. Artinya harga tidak dipatok sehingga bisa mengisi pangsa pasar premium.

Rangga menggunakan hidroponik untuk memproduksi melon. Musababnya, panen hidroponik hasilnya terukur, seragam, dan optimal. Sisten budidaya canggih dan terkomputerisasi. Rangga bisa mengatur kebutuhan nutrisi setiap rumah tanam menggunakan 1 alat di satu ruangan. “Pengaturan nutrisinya bisa disesuaikan tergantung kebutuhan,” katanya. Kebutuhan nutrisi melon setiap fase berbeda, sehingga lebih mudah pengaturannya jika serba otomatis.

(IOT) atau terkoneksi pada jaringan internet. Jika kandungan nutrisi berubah, terjadi kebocoran, suhu, atau kelembapan di rumah tanam tidak sesuai, alat akan menghubungkan pada ponsel pintar operator untuk segera memperbaiki masalah. Tujuan Rangga menggunakan sistem serba otomatis menjamin pasokan kontinu dan mengoptimalkan melon hasil budidayanya.

“Pembeli tentu akan lebih senang jika pasokan kontinu dan mutu produk jelas,” kata Rangga. Permasalahan produk pertanian di tanah air pasokan tidak menentu dan petani tidak mengerti mutu produk. “Selain penerapan teknologi, edukasi sumber daya manusia di bidang pertanian pun penting agar bisnis pertanian bisa langgeng,” katanya.

Rangga mulai melirik pertanian ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas (SMA). Kala itu harga cabai melambung hingga Rp 120.000. Harga tinggi itulah yang membuat Rangga dan dua orang temannya mulai mencoba menekuni pertanian. “Sampai membuat rumah tanam mini di halaman rumah untuk budidaya cabai,” kenangnya. Kegiatan itu terhenti ketika Rangga melanjutkan studi ke luar negeri.

Tahun pertama Rangga berkuliah di Jurusan Arsitektur Interior, Monash University, Malaysia. Setahun berselang ia pindah ke Raffles Design Institute, Singapura, masih dengan jurusan yang sama. Semasa berkuliah di Singapura itulah Rangga bekerja sambilan menjadi agen properti hingga lulus pada 2016. Selepas lulus tawaran menjadi agen properti datang dari kolega di tanah air, mengembangkan properti di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sayang, belum Rangga bergabung bisnis properti itu terkendala sengketa. Telanjur kembali ke tanah air, Rangga tidak memutuskan kembali ke Singapura. Alih-alih menunggu kepastian mengenai bisnis properti, Rangga kembali menekuni kegemaran lamanya bertani. Pemuda kelahiran 31 Januari 1994 itu bermitra dengan kolega ayahnya menanam cabai dan bawang merah di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

“Akhirnya tawaran bisnis properti ditinggalkan, fokus di pertanian,” katanya. Rangga memulai bisnis pertanian dengan modal sendiri hasil jerih payah kerja sambilan menjadi agen properti. “Tabungan itu pun akhirnya habis untuk biaya belajar dan bereksperimen,” katanya. Rangga mencoba menggunakan irigasi tetes dan rumah tanam sederhana untuk budidaya cabai dan bawang merah.

Dua tahun belajar bertani holtikultura itulah Rangga mantap memilih melon sebagai salah satu komoditas andalan. Rangga menuturkan, bisnis hidroponik melon dengan sisten serba otomatis itu sebetulnya bisa balik modal dalam 2,5 tahun. Asalkan pasokan kontinu, mutu terjaga, dan manajemen sumber daya manusia optimal.

https://static./library/2021/02/fulus-melon-dari-kudus.trubus.februari-2021.hal1819-gbr.png 417 491 admin_library https://static./library/2019/05/-HORIZONTAL-LOGO-5cd3b05695e54.png admin_library 2021-02-11 14:44:35 2021-04-06 11:23:52 Fulus Melon dari Kudus.Trubus.Februari 2021.hal.18,19

Download “RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN CAGAR ALAM Pulau Taliabu” Masalah: Download Document

1 RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN CAGAR ALAM Pulau Taliabu TAHUN Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara Kementerian Kehutanan Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU Jl. Kebun Cengkeh, Kotak Pos Telp./Fax (0911) , Ambon Kementerian Kehutanan Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam BALAI KSDA MALUKU

2 Lampiran 1.9. SK Pengesahan Kompleks Hutan Pulau Taliabu Sebagai Kawasan Hutan Tetap Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 133

4 Lampiran Berita Acara Tata Batas Fungsi Hutan Pulau Taliabu Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 135

8 Lampiran Peta Hasil Tata Batas Definitif Cagar Alam Pulau Taliabu Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 139

Soal Dan Jawaban Pilihan Ganda Ips Terpadu Kelas Vii Halaman 282

12 KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU Jl. Kebun Cengkeh, Kotak Pos Telp./Fax (0911) , Ambon RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG CAGAR ALAM PULAU TALIABU PERIODE TAHUN KABUPATEN PULAU TALIABU PROVINSI MALUKU UTARA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU DESEMBER, 2013 Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu ii

13 LEMBAR PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG CAGAR ALAM PULAU TALIABU PERIODE KABUPATEN PULAU TALIABU PROVINSI MALUKU UTARA Disusun di : Ambon Pada Tanggal : Oleh : Kepala Balai KSDA Maluku Ir. Yunus Rumbarar NIP Disahkan di : Jakarta Dinilai di : Jakarta Pada Tanggal : Pada Tanggal : Oleh : Oleh : Plt. Direktur Jenderal PHKA Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung Ir. Sonny Partono, M.M NIP Ir. Bambang Dahono Adji, M.M, M.Si NIP Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu iii

18 Wilayah CA ditetapkan sebagai kawasan inti (core area) yang tidak boleh diganggu, kawasan Penyangga (buffer area) disekeliling CA (lahan masyarakat) dan kawasan transisi/pembangunan lestari (transition area or sustainable development area) di lahan masyarakat. Sehubungan dengan pengembangan pengelolaan kolaboratif sesuai Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 19/Menhut-II/2004, maka proses pembinaan, pengawasan dan pengendalian kawasan dilakukan dengan membangun semangat kolaborasi. Untuk optimalisasi kegiatan, maka dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, sehingga setiap rencana yang dilaksanakan dapat dipastikan berjalan sesuai visi, misi, tujuan dan strategi pengelolaan serta seluruh dampak pelaksanaannya dapat dievaluasi untuk dilakukan revisi rencana pengelolaan jangka panjang dan dapat disesuaikan setiap 5 tahun atau dengan rencana tahunan. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu viii

34 dengan hutan, keterikatan tempat tinggal bersama, maupun karena faktor ikatan lainnya. 26. Pemanfaatan tradisional/adat adalah pemanfaatan sumberdaya alam hayati yang ada di dalam kawasan konservasi oleh masyarakat setempat yang secara tradisional kehidupan sehari-harinya tergantung pada kawasan konservasi. 27. Kolaborasi Kegiatan Pengelolaan Kawasan konservasi adalah pelaksanaan kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama antara pemerintah dengan para pihak dengan berbagai peran, tanggung jawab dan memperoleh manfaat dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan konservasi. 28. isis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treat) adalah salah satu metode isa yang didasarkan pada kajian terhadap lingkungan internal yaitu aspek kekuatan (Strength) dan aspek kelemahan (Weakness); serta terhadap lingkungan eksternal yaitu aspek peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) untuk pengambilan keputusan. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 13

43 Gambar 2.1. Stratigrafi Pulau Taliabu dan sekitarnya (Sumber : Kusnama, 2008) Topografi Secara morfologis berdasarkan kondisi bentang alam Kabupaten Kepulauan Sula didominasi sudut lereng (8-15%, 15-25%, 25-40% dan diatas 40%) mencakup wilayah seluas 65, 82% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Kepulauan Sula. Demikian sehingga hanya 34,18% berlereng, 0-8% berupa wilayah datar dan selebihnya berupa wilayah perbukitan halus-kasar, dan perbukitan karst. Wilayah ketinggian dengan relief kelerengan diatas 15% menunjukan bed rock atau batuan dasar hanya ditutup oleh solum atau lapisan tanah yang tipis. Sehingga pembukaan lahan di kawasan ini akan sangat berbahaya terhadap aliran air permukaan, erosi, dan banjir di wilayah hilir, serta tingginya sedimentasi di badan sungai. Adapun kondisi topografi yang terdapat pada Kecamatan Taliabu Utara menurut desa secara umum adalah topografi dengan dataran rendah, karena secara geografis merupakan desa-desa pesisir dengan Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 21

48 Tabel 2.5. Kecepatan Angin Rata-Rata, Kecepatan Maksimum, dan Arah Angin di Kabupaten Sula, 2011 Bulan Kecepatan Angin Rata- Rata (Knots) Kecepatan Maksimum (Knots) Arah Angin Terbanyak ( ) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-Rata 2, Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Sanana, 2011 Rata-rata hari hujan di Kabupaten Kepulauan Sula selama tiga tahun yaitu 12,58 (tahun 2009), 19 (tahun 2010) dan 15,75 (tahun 2011), sedangkan terbanyak tahun 2011 terjadi pada bulan Mei sebanyak 26 hari hujan dan terendah pada bulan September sebanyak 10 (sepuluh) hari hujan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.6. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 26

49 Tabel 2.6. Banyaknya Hari Hujan di Kabupaten Sula Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-Rata 12, ,75 Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Sanana, 2011 Rata-rata curah hujan di Kabupaten Kepulauan Sula selama tiga tahun yaitu 103,0 mm (tahun 2009), 196,4 mm (tahun 2010) dan tahun 2011 sebesar 227,4 mm, dengan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei sebesar 435,1 mm dan terendah terjadi pada bulan Desember dengan curah hujan 104,1 mm. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.7. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 27

50 Tabel 2.7. Banyaknya Curah Hujan di Kabupaten Sula Bulan Januari 182,4 182,4 191,5 Februari 115,1 159,2 218,2 Maret 198,4 205,3 249,6 April 117,1 236,7 287,8 Mei 140,0 165,4 435,1 Juni 95,8 110,5 426,4 Juli 107,1 231,3 228,9 Agustus 23,2 333,0 122,8 September 3,2 218,0 138,0 Oktober 12,3 205,7 136,5 November 145,7 141,0 189,8 Desember 95,2 168,1 104,1 Rata-Rata 103,0 196,4 227,4 Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Sanana, 2011 Berdasarkan kondisi klimatologi tersebut diatas, maka Kabupaten Kepulauan Sula dapat dikategorikan sebagai wilayah bertipe iklim B dan C (menurut Schmidt Ferguson) atau bertipe B (menurut Koppen), dimana tidak terjadi hujan sepanjang tahun, dan atau dapat dikategorikan sebagai wilayah yang curah hujannya rendah Tanah dan Penutupan Lahan Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Sula adalah Regosol (Psaments), Aluvial (Fluvents), Gleisol (Aquents/Aquepts), Kambisol (Tropepts), Litosol (Lithic Orthents) Rensina (Rendolls), dan Brunizem (Udalf). Jenis tanah Regosol berlokasi di daerah dataran dengan lereng 0-3% pada bahan induk Aluvial. Jenis tanah ini berasosiasi dengan tanah Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 28

53 Gambar 2.2. Peta Penutupan Lahan Cagar Alam Pulau Taliabu Hidrologi & Hidrogeologi Pola aliran sungai sangat dikendalikan oleh keadaan geologi (batuan dan struktur), mengingat bahwa aliran sungai mengikuti dan terbentuk oleh bidang yang lemah di permukaan bumi, dimana tampak bahwa sebagian besar sungai mengalir ke arah Utara (Laut Maluku), dan sebagian lagi ke Selatan (Laut Seram dan Laut Banda). Di bagian Tengah Pulau Mangole dan Pulau Taliabu yang terentang Timur Barat adalah menjadi pemisah air morfologi, dimana membagi wilayah tangkapan hujan secara seimbang bagian Utara dan Selatan kedua pulau tersebut. Ke arah Barat tingkat kerapatan sungai menjadi menurun pada kedua pulau terbesar tersebut. Di Pulau Sulabesi keadaannya menjadi pembalikan dari keadaan kedua Pulau Taliabu dan Pulau Mangole, dimana batas pemisah air morfologi membagi wilayah tangkapan hujan Utara Selatan yang memanjang searah pulau hasil rotasi dari kedua Pulau Terbesar diatasnya (bagian Utara). Akibatnya sungai-sungai mengalir ke arah Barat dan Tmur dari Pulau Sulabesi pada Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 31

58 kelompok umur usia lanjut >75 tahun berjumlah 154 jiwa. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.9. berikut : Tabel 2.9. Populasi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Taliabu Utara, 2012 No Kelompok Jenis Kelamin Jumlah Umur Laki-laki Perempuan , , , , Total Sumber : Kecamatan Taliabu Utara dalam Angka, 2013 Kehidupan masyarakat di Kecamatan Taliabu Utara mayoritas mata pencaharian pokok adalah pertanian (berkebun). Luas lahan pertanian sawah sekitar 150 Ha, lahan pertanian bukan sawah sekitar 6,414 Ha dan lahan non pertanian sekitar 52 Ha. Selengkapnya mengenai luas lahan dan jenis penggunaannya di Kecamatan Taliabu Utara dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel Luas Lahan dan Jenis Penggunaannya Menurut Desa di Kecamatan Taliabu Utara, 2011 Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 36

59 No Desa Luas Pertanian Sawah (Ha) Luas Pertanian Non Sawah (Ha) Lahan Non Pertanian (Ha) 1 Gela Hai Air Kalimat Jorjoga Tanjung Una Mananga BuaMbono Minton Nunca Sahu Air Bulan Tikong Dege Ufung Padang Total 150 6, Sumber : Taliabu Utara dalam Angka, 2012 Komoditas perkebunan yang diusahakan adalah kelapa, kakao, cengkeh, pala, jambu mete, kopi dan kayu manis, dengan produksi terbesar adalah kelapa sekitar 5,595 ton per tahun, selain itu kakao sebesar 407 ton, cengkeh sebesar 69 ton, pala sebesar ton dan jambu mete sebesar 14.5 ton. Selanjutnya luas lahan tanaman perkebunan dan produksi dapat dilihat pada Tabel 2.11 Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 37

60 Tabel Luas Lahan Tanaman Perkebunan dan Produksi di Kecamatan Taliabu Utara, 2011 No Desa Luas (Ha) Produksi (Ton) 1 Kelapa 4,034 5,595 2 Kakao Cengkeh 132, Pala Jambu Mete Kopi Kayu Manis 4, Total 5,835 6,129 Sumber : Taliabu Utara dalam Angka, 2012 Untuk melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Taliabu Utara maka dipilih hanya 2 desa yaitu desa Tikong dan desa Padang karena aksesbilitas ke CA Pulau Taliabu lewat jalan kedua desa tersebut lebih memungkinkan, selain mewakili masyarakat pendatang dan penduduk asli. Selanjutnya letak dari kedua desa sampel dapat dilihat pada Tabel dan luas kedua tersebut ditunjukkan pada 2.13 berikut : Tabel Desa Sampel di Sekitar CA Pulau Taliabu No Desa Letak Geografis Panjang Pantai (km) Ketinggian dari Permukaan Laut (m) Topografi 1 Tikong Pesisir Dataran 2 Padang Bukan Pesisir Dataran Sumber : Taliabu Utara dalam Angka, 2012 Tabel Luas Kedua Desa Sampel di Sekitar CA Pulau Taliabu No Desa Luas Wilayah Persentase (%) Daratan (Km 2 ) 1 Tikong Padang Sumber : Taliabu Utara dalam Angka, 2012 Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 38

70 Gambar 2.6. Kondisi Tegakan di Kawasan CA Pulau Taliabu Gambar 2.7. Kondisi Jalan Hutan di Sekitar Kawasan CA Pulau Taliabu Sedangkan hasil inventarisasi pada petak pengamatan untuk vegetasi hutan tingkat pohon di kawasan CA Pulau Taliabu sebagian besar didominasi oleh jenis kayu pala hutan (Myristica fatua), kayu beras hutan (Lixe sp), meranti merah (Shorea selanica), kayu palapi (Heritiera sp), durian hutan (Durio kutejensis), kayu kaskadu dan meranti putih (Shorea sp). Untuk tingkat tiang didominasi oleh jenis kayu pala hutan (Myristica fatua), kayu kafu (Octomeles sumatrana) dan kayu beras hutan (Lixe sp). Untuk tingkat Sapihan didominasi oleh jenis kayu palapi (Heritiera sp), pala hutan (Myristica fatua) dan daun gatal hutan (Laportea decumana). Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 48

75 sarang dan jejak kaki yang terdapat di kawasan CA. Pulau Taliabu, antara lain jenis satwa adalah Babirusa (Babyrousa babyrussa), burung gosong/maleo (Megapodius bernsteinii), jenis Pombo Hutan (Ducula bicolor ), babi hutan (Sus scrofa), rusa (Cervus timorensis ). Sedangkan menurut pengakuan masyarakat yang tinggal disekitar kawasan CA. Pulau Taliabu, jenis satwa seperti babi dan rusa yang merupakan jenis satwa yang sering diburu oleh masyarakat setempat. Gambar 2.9. Hewan Babi Rusa (Babyrousa babyroussa) (a) (b) (c) (d) Gambar Beberapa Burung Khas Kep. Sula (a) Gosong (Megapodius bernsteinii); (b) Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea); (c) Burung Perkici Kuning Hijau (Trichoglossus flavoviridis); (d) Pombo Hutan (Ducula bicolor) Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 53

79 10. Belum adanya rencana pengelolaan kawasan 11. Kurangnya koordinasi dalam pengelolaan CA. Pulau Taliabu karena belum adanya pemerintahan definitif di kabupaten Pulau Taliabu Isu-Isu Strategis Adapun isu-isu yang dapat diidentifikasi terkait dengan strategi pengelolaan kawasan antara lain : 1. Belum dilibatkannya masyarakat adat dalam pengamanan dan pengelolaan kawasan 2. Masih terbatasnya sumberdaya manusia baik kuantitas maupun kualitas 3. Belum adanya pemerintahan definitif di Kabupaten Pulau Taliabu 4. Belum adanya RTRW Kabupaten 5. Adanya ijin pinjam pakai kawasan eks HPH untuk eksplorasi tambang di sekitar kawasan CA Pulau Taliabu. 6. Masih tingginya penggunaan kayu bakar untuk kebutuhan energi rumah tangga 7. Akses masyarakat sekitar dan luar kawasan CA Pulau Taliabu cukup sulit 8. Adanya indikasi perambahan hutan dari masyarakat sekitar CA Pulau Taliabu 9. Masih adanya klaim tanah/hak ulayat masyarakat dalam kawasan 10. Meningkatnya jumlah penduduk di sekitar kawasan akibat pemekaran kabupaten Pulau Taliabu Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 57

119 4.3. Tujuan Pengelolaan Adapun tujuan pengelolaan yang hendak dihasilkan adalah : a. Menghasilkan model dan implementasinya dalam peningkatan produktivitas ekosistem kawasan. b. Mengidentifikasi nilai guna sumberdaya alam kawasan dan melakukan pemanfaatan secara terkontrol. c. Menghasilkan suatu rancangan pengelolaan yang dapat menjaga dan meningkatkan kelestarian sumberdaya alam kawasan Sasaran Pengelolaan Adapun sasaran pengelolaan yang hendak dicapai adalah : a. Tercapainya produktivitas ekosistem kawasan sesuai daya dukung dan standar nilai pemanfaataan. b. Tercapainya sejumlah nilai manfaat dari kawasan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar kawasan c. Terjaganya angka kelestarian sumberdaya alam daripada kawasan secara baik Selanjutnya dari visi, misi, tujuan dan sasaran pengelolaan akan dijabarkan lebih lanjut dalam program dan rencana aksi dalam dokumen rencana pengelolaan kawasan CA Pulau Taliabu. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 96

125 3 Memiliki tutupan lahan hutan yang masih alami sehingga berfungsi sebagai penyangga kehidupan masyarakat sekitarnya. 4 Mempunyai kondisi kelerengan yang curam sekitar 65%, sehingga membatasi akses masyarakat terhadap kawasan 5 Memiliki formasi geologi kompleks batu malihan 6 Merupakan tipe ekosistem hutan hujan tropis basah yang memiliki komunitas biota alami dan pertumbuhannya masih baik. 4 0,18 3 0,55 3 0,14 3 0,41 3 0,14 3 0,41 4 0,18 3 0,55 Total 22 1,00 3,18 Kelemahan 1 Tidak tersedianya data potensi 3 0,20 3 0,60 dan informasi cagar alam 2 Minimnya infrastruktur pengelolaan 3 0,20 2 0,40 3 Kurangnya koordinasi antara 3 0,20 2 0,40 pengelola kawasan dengan pemerintah kabupaten/provinsi. 4 Kurangnya kapasitas dan 3 0,20 2 0,40 sumberdaya pengelola kawasan 5 Aksesibilitas menuju kawasan 3 0,20 2 0,40 terbatas Total 15 1,00 2,20 Tabel 5.2. Faktor Strategi Eksternal No Faktor Strategis Eksternal Bobot Absolut % Skala Nilai Peluang 1 Dukungan Pemerintah pusat dalam kebijakan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 4 0,20 3 0,60 Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 102

127 Peluang Kuadran II Strategi WO Kuadran I Strategi SO Kelemahan 0,70 0,98 Kekuatan Kuadran III Strategi WT Kuadran IV Strategi ST Ancaman Gambar 5.1. Grafik Arah Strategi Prioritas Berdasarkan Gambar 5.1. hasil isis kuadran menunjukan bahwa posisi pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu berada pada Kuadran I. Posisi ini menggambarkan pengelolaan Cagar alam tersebut menghadapi berbagai macam ancaman, namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang perlu dikembangkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang sehingga dapat mengatasi kelemahan Alternatif Strategi Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu Dari hasil isa SWOT yang dilakukan, pengelolaan CA. Pulau Taliabu menempati posisi pada Kuadran Pertama diagram SWOT, sehingga alternatif strategi yang digunakan adalah strategi SO (Strength and Opportunities), dengan pertimbangan bahwa Cagar Alam Pulau Taliabu mempunyai diversifikasi yang cukup potensial sehingga perlu dikonservasi kawasannya, oleh karena itu dalam pengelolaannya harus menciptakan strategi dengan menggunakan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang (opportunities). Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 104

133 indikasi masyarakat sekitar kawasan mulai melakukan kegiatan illegal di dalam kawasan. Demikian juga dengan aktivitas pinjam pakai kawasan eks HPH untuk eksplorasi tambang yang dikuatirkan meskipun masih di luar kawasan. Disamping itu, laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat karena pemekaran Kabupaten Pulau Taliabu. Sehubungan dengan itu, maka kawasan CA Pulau Taliabu harus dapat dikelola secara baik, terintegrasi dan utuh sehingga fungsi kawasan tetap terlindungi. 2. Percepatan pembangunan infrastruktur penunjang sehingga mempermudah koordinasi antar dan inter pengelolaan kawasan antara institusi masyarakat dan pengelola kawasan dengan pemerintah kabupaten/provinsi Rencana pengelolaan kawasan CA Pulau Taliabu dengan pendekatan penataan zona/blok dimana terdapat kawasan penyangga dan kawasan transisi/pembangunan lestari. Sehingga dalam pengelolaan dan pemanfaatannya perlu ada koordinasi yang baik antar dan inter pengelola kawasan, pemerintah daerah serta masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan. Untuk itu sarana dan prasarana yang menunjang pengelolaan kawasan harus dipercepat pembangunannya. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 110

138 Tabel 6.3. Tata Waktu Penatagunaan Kawasan ke dalam Blok No Jenis Kegiatan 1. Penataan dan penetapan kawasan inti (pembuatan blok berdasarkan kelas lereng, tinggi dari muka laut, potensi sebaran) 2. Penataan dan penetapan kawasan penyangga 3. Penataan dan penetapan kawasan transisi Tahun Kegiatan ke Ket. KI (CA) KP (HP, HL) KT (HP, HPT, APL dan HL) Ket : KI (CA) = Kawasan Inti (Cagar Alam); KP = Kawasan Penyangga; KT = Kawasan Transisi 6.4. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Berdasarkan Tupoksi BKSDA yang mempunyai otoritas dalam pengamanan dan perlindungan kawasan CA maka kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya perlu dijabarkan dalam tata waktu pelaksanaan kegiatan seperti disajikan pada Tabel 6.4. Kegiatan dilaksanakan secara terus menerus setiap tahun agar eksistensi kawasan CA tetap terjaga dan kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu pembuatan pos-pos keamanan dan patroli rutin. Tabel 6.4. Tata Waktu Perlindungan dan Pengamanan Kawasan No Jenis Kegiatan Tahun Kegiatan ke Ket Sosialisasi peraturan hukum tentang perlindungan dan pengawasan hutan 2. Patroli rutin KI, KP, KT(CA, HP, HPT, APL dan Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 115

141 Pembangunan Sarana dan Prasarana Sebagai Penunjang Kegiatan Pengelolaan Kawasan disajikan pada Tabel 6.7. Tabel 6.7. Tata Waktu Pelaksanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sebagai Penunjang Kegiatan Pengelolaan No Jenis Kegiatan 1. Pembuatan tempattempat observasi lapangan untuk pemantauan perkembangan flora dan fauna 2. Pembuatan pos-pos keamanan dan papan-papan peringatan, papan informasi. 3. Pengadaan alat transportasi darat 4. Pengadaan peralatan kerja (seragam, alat komunikasi, dll) 5. Pengadaan sarana untuk penyuluhan kepada masyarakat (pemutaran film, video, multi media, dll.) Tahun Kegiatan ke Ket : KI (CA) = Kawasan Inti (Cagar Alam); KP = Kawasan Penyangga; KT = Kawasan Transisi Ket KI (CA) KI, KP, KT (CA, HP, HPT, APL dan HL) 6.8. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Penyangga dan Kawasan Transisi Pada kawasan penyangga dan kawasan transisi yang merupakan kawasan pemanfaatan tradisional bisa dilakukan berbagai kegiatan seperti: bantuan permodalan untuk kelompok masyarakat lokal, peningkatan kapasitas masyarakat, peningkatan produktivitas lahan masyarakat. Rincian tata waktu Pelaksanaan Pembinaan dan Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 118

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

143 Tabel 6.9. Tata Waktu Pelaksanaan peningkatan dan pemberdayaan masyarakat pada Kawasan CA No Jenis Kegiatan 1. Pelatihan Pengelolaan Hutan Rakyat non kayu 2. Pelatihan Pengelolaan Hutan Rakyat kayu 3. Pelatihan pengamanan hutan 2. Pelatihan konservasi hutan dan pengenalan jenis flora dan fauna yang dilindungi 3. Pelatihan budidaya berbasis pertanian organik terpadu 3. Pelatihan kewirausahaan 4. Peningkatan peran perempuan (gender) dalam konservasi hutan Ket : KP = Kawasan Penyangga; KT = Kawasan Transisi Tahun Kegiatan ke Ket KT (HP, HPT, APL dan HL) KP (HP, HL) KP, KT (HP, HPT, APL dan HL) KP, KT (HP, HPT, APL dan HL) KP, KT (HP, HPT, APL) KP, KT (HP, HPT dan APL) KP, KT (HP, HPT, APL, HL) Peningkatan Koordinasi dan Integrasi Keberadaan kawasan CA Pulau Taliabu dapat dipertahankan, dimanfaatkan dan dilestarikan dengan baik ketika ada kerjasama dari multipihak antara pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, masyarakat serta pengelola kawasan terutama dalam membangun koordinasi serta mengintegrasikan semua kepentingan untuk pengelolaan kawasan demi kesejahteraan masyarakat. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 120

146 Tabel Tata Waktu Perancangan dan Strategi Pendanaan No Jenis Kegiatan 1. Perancangan dan strategi pendanaan kawasan Tahun Kegiatan ke Ket KI, KP, KT (CA, HP, HPT, APL, HL) Rencana Pengelolaan Cagar Alam Pulau Taliabu 123

154 2. Laporan lima tahun Laporan lima tahun dibuat berdasarkan laporan tahunan dan hasil evaluasi lima tahun pertama, untuk menilai apakah hasil pelaksanaan rencana jangka panjang sesuai dengan target yang ditetapkan. Laporan tersebut digunakan untuk mengarahkan pengembangan jangka panjang lima tahun kedua. 3. Laporan 10 tahun (Laporan Akhir) Laporan 10 tahun atau laporan akhir dari rencana jangka panjang yang sudah ditetapkan. Laporan ini disusun berdasarkan laporan tahunan lima tahun kedua, dan laporan hasil evaluasi lima tahun pertama dan lima tahun ke dua. Hasil laporan ini, besarta laporan lainnya sangat berguna untuk menetapkan arah pengembangan rencana pengelolaan jangka panjang 10 tahun berikutnya. Sesuai dengan kerangka pengembangan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang digambarkan di atas diharapkan visi pengelolaan yang sudah ditetapkan untuk pengelolaan kawasan CA Pulau Taliabu dapat tercapai, bahkan Pulau Taliabu dapat menjadi suatu model Pulau Konservasi di Provinsi Maluku dan Maluku Utara, serta pulau-pulau lainnya. Rencana Pengelolaan Cagar AlamPulau Taliabu 131

155 IX. PENUTUP Rencana Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Pulau Taliabu yang dituangkan dalam Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) 10 Tahun, Rencana Pengelolaan Jangka Menengah (RPJM) 5 Tahun dan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (RPJP) 1 Tahun untuk Periode Tahun adalah upaya sistematis yang dilakukan untuk mengelola kawasan melalui kegiatan perencanaan, perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian agar dalam pengelolaan kawasan dapat lebih efisien, efektif, optimal dan lestari. Pengelolaan Kawasan ini bertujuan untuk mengawetkan keanekaragaman tumbuhan dan satwa dalam rangka mencegah kepunahan spesies, melindungi sistem penyangga kehidupan, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari. Hasil indikasi penataan areal kawasan CA Pulau Taliabu ditetapkan dalam blok/zona pengelolaan yang meliputi ; 1) Kawasan Inti (core area), 2) Kawasan Penyangga (buffer area), dan 3) Kawasan Transisi/Pembangunan yang lestari (Transition area). Rencana Pengelolaan Cagar AlamPulau Taliabu 132

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.41 /Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DENGAN RAHMAT

No.330, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pelestarian. Suaka. Kawasan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5798) PERATURAN

23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.49/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.49/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ips Kelas Vii Uji Kompetensi Hal 282 A Pilihan A B C

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU – RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU – RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 11/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Sumberdaya Alam Hayati : Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama dengan

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 34/Menhut -II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL 2.1. TINJAUAN UMUM Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya dibagi menjadi tiga mendala (propinsi) geologi, yang secara orogen bagian timur berumur lebih tua sedangkan bagian

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% – 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.35/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN PADA KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kawasan yang mempunyai berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi di dalamnya. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem

TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi suatu daerah merupakan bentukan bentang alam daerah tersebut. Morfologi daerah penelitian berdasakan pengamatan awal tekstur

9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7

KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42’30” – 1 28’0″ LU dan 102 12’0″ – 103 10’0″ BT, dan terletak

6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Rpp Ips Kelas 7 Kegiatan Ekonomi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya alam hayati yang melimpah. Sumber daya alam hayati di Indonesia dan ekosistemnya mempunyai

2 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembar

No.1442, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Inventasrisasi Potensi. Kawasan Suaka Alam. Kawasan Pelestarian Alam. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.81/Menhut-II/2014

th file PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut

1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain – lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2015 KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5794). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.12/MENLHK-II/2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

57 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Hutan Indonesia Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini mencapai angka 120,35 juta ha atau sekitar 61 % dari luas wilayah daratan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan salah satu sumber daya alam hayati yang memiliki banyak potensi yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat, Pasal 33 ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945 menyebutkan

Opini Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Hulu DAS Kelara OPINI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN DI HULU DAS KELARA Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243,

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5794. KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 326). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Konservasi Kawasan konservasi dalam arti yang luas, yaitu kawasan konservasi sumber daya alam hayati dilakukan. Di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia yang

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT 6.1 Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Manapeu Tanahdaru Wilayah karst dapat menyediakan air sepanjang tahun. Hal ini disebabkan daerah karst memiliki

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? Ekologi Hidupan Liar http://staff.unila.ac.id/janter/ 1 2 Hidupan liar? Mencakup satwa dan tumbuhan Pengelolaan hidupan liar PENGERTIAN perlindungan populasi satwa untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang- Undang

2016, No Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

No. 164, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Taman Nasional. Zona. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk-Setjen/2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 o LU – 11 o LS, dan 97 o BT – 141 o BT. Secara geografis

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG TATA CARA INVENTARISASI DAN PENETAPAN FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Masa Kehidupan Berburu Dan Berpindah-pindah Berlangsung Bersamaan Dengan - Asal Usul Nenek Moyang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, salah satu pengelompokan hutan berdasarkan fungsinya adalah hutan konservasi. Hutan konservasi merupakan

Tolongggggg Disetor Skrng

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG KRITERIA ZONA PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL DAN BLOK PENGELOLAAN CAGAR ALAM, SUAKA MARGASATWA, TAMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/MENHUT-II/2010 TENTANG IZIN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.9/Menhut-II/2010 TENTANG IZIN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KORIDOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan lindung sebagai kawasan yang mempunyai manfaat untuk mengatur tata air, pengendalian iklim mikro, habitat kehidupan liar, sumber plasma nutfah serta fungsi

PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Lahan Kritis Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : a. Lahan yang tidak mampu secara efektif sebagai unsur produksi pertanian, sebagai media pengatur tata air, maupun

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A – Yashinto Sindhu P /

BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas. Hutan

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` – 107 o 00` Bujur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SATWA DAN TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1. Geologi Regional Kalimantan Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Hal tersebut dikarenakan adanya interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yakni

BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perubahan kondisi sosial masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat dalam pemanfaatan

3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA U M U M Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa kekayaan berupa

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak terhingga nilainya bagi seluruh umat manusia. Sebagai anugerah, hutan mempunyai nilai filosofi yang

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

Zaman Mesolitikum Di Indonesia

SALINAN Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : Mengingat : a. bahwa kawasan kars yang merupakan sumberdaya

To make this website work, we log user data and share it with processors. To use this website, you must agree to our Privacy Policy, including cookie policy.