Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh – Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh – Peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya direka ulang untuk meluruskan kesimpangsiuran fakta sejarahnya.

Reka ulang perobekan bendera Belanda di pucuk tiang menara Hotel Majapahit. (surabaya.go.id)

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

PAGI di Kota Surabaya yang biasanya ayem dengan hiruk-pikuk masyarakat tiba-tiba geger pada 19 September 1945. Warga yang tengah melewati jalan di depan Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) dibuat emosi oleh berkibarnya bendera Belanda di pucuk menara hotel. Padahal, Indonesia sudah merdeka.

Top 3 Surabaya Sejarah Hari Pahlawan Mengenang Pertempuran 10 November

Bendera triwarna merah-putih-biru itu ternyata dikerek pihak Belanda atas perintah WV Ch. Ploegman, pemimpin organisasi Indo Europesche Vereniging (IEV) yang diangkat NICA menjadi walikota Surabaya. Pada 18 September 1945 malam, dia memerintahkan rekan-rekannya mengibarkan bendera Belanda untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina (31 Agustus).

Tindakan provokatif itu memicu kemarahan warga Surabaya. Mereka berupaya merobek bendera triwarna. Dalam upaya itulah mereka bentrok dengan serdadu Jepang yang berjaga dalam rangka mempertahankan status quo.

Residen Soedirman dikawal Sidik dan Hariyono datang beberapa saat kemudian untuk memprotes Ploegman yang berada di dalam hotel. Namun, residen justru ditodong pistol. Sontak, Sidik menyerang Ploegmann, sementara Hariyono mengungsikan residen ke luar hotel.

Kericuhan pun memuncak. Sidik yang berhasil membunuh Ploegmann dan dua orang Belanda lain akhirnya turut tumbang dan sekarat terkena tebasan klewang anak buah Ploegman. Di luar hotel, Hariyono langsung memanjat tembok hotel hingga ke atas menara setelah mengamankan residen. Hampir bersamaan, pemuda Koesno Wibowo juga mendaki tangga ke tempat yang sama. Keduanya pun berbarengan sampai di puncak menara.

Sma Negeri 1 Tarakan

Baca juga:Keputusan petinggi Sekutu terhadap rakyat Surabaya membuat jenderal Inggris ini kecewa

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Koesno mengambilalih upaya perobekan bendera. Warna biru di bendera itu dibuangnya sehingga hanya menyisakan merah dan putih. Tapi saat hendak turun, Hariyono keserempet peluru di kepalanya. Makanya dia juga tumbang meski tetap selamat. Nasib Koesno setelah bisa turun pasca-keadaan mereda.

Saat rakyat membawa mereka menuju Rumahsakit Simpang, Sidik yang sedang menghadapi maut berpesan pada Hariyono. “Cak Har, beritahukan pada

Tokoh Sidik yang tewas dan Hariyono yang terluka digotong menuju RS Simpang. (surabaya.go.id).

Hotel Yamato

Adegan perisahan yang langsung disambut haru-biru penonton itu menjadi penutup dari aksi teatrikal reka ulang Peristiwa Insiden Bendera di Surabaya tahun 1945. Reka ulang bertajuk “Surabaya Merah Putih” yang dihelat di hadapan para veteran pejuang Surabaya, Walikota Tri Rismaharini beserta jajarannya itu digarap oleh Komunitas Surabaya Juang (KSJ).

“Intinya kita ingin menyampaikan nilai kepahlawanan rakyat Surabaya yang menegakkan kembali Merah Putih di negeri ini. Kita melibatkan begitu banyak orang, termasuk 3000 pelajar setelah akhir adegan utama, agar teatrikal ini jadi kegiatan untuk menanamkan karakter calon-calon pemimpin warga Kota Surabaya,” ungkap Heri Lentho, ketua panitia dari Surabaya Juang, kepada

Baca juga:Setelah23 hari, tentara Inggris baru bisa keluar dari “neraka” Surabaya

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Di era kekinian, lanjut Heri, nilai-nilai kesejarahan dan kepahlawanan lebih efektif diajarkan dengan cara visualisasi seperti itu ketimbang hanya belajar di kelas. Hal senada juga diutarakan sang walikota dalam pidatonya di sela-sela teatrikal.

Insiden Hotel Yamato Babak Awal Perlawanan Rakyat Surabaya

.) Peristiwa ini arek-arek Suroboyo telah memberikan teladan. Mereka tidak hanya merobek warna biru, namun mereka telah merobek hal-hal yang tak patut bagi negerinya. Merobek kemalasan, kezholiman, dan membuang jauh hal-hal buruk bagi negerinya. Dari Surabaya, kita telah menguatkan arti merah dan putih yang sesungguhnya. Keberanian yang suci untuk memerdekakan diri dari ketertinggalan, memerdekakan diri dari kebodohan dan kemiskinan,” ujar Risma.

Teatrikal Insiden Bendera ini merupakan yang keempat kalinya dihelat KSJ bersama Pemerintah Kota Surabaya. Khusus tahun ini, teatrikalnya mengangkat topik pengorbananan Sidik Moeljadi, mantan anggota

(pasukan berani mati didikan Jepang) yang menjadi pengawal Residen Soedirman. Meski tak sepopuler Bung Tomo atau Sungkono,

yang acap disapa Cak Sidik itu merupakan petarung bernyali singa yang menjadi korban pertama dari pihak republik dalam Perang Kemerdekaan (1945-1949).

Proklamasi Nkri

Heroisme Sidik dan arek Suroboyo lain dalam Insiden Bendera itulah yang ingin disampaikan KSJ. Selain itu, aksi teatrikal kali ini juga ingin menyampaikan fakta tentang siapa perobek bendera triwarna yang sesungguhnya.

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

“Makanya tahun ini kita enggak sembrono menggarap teatrikalnya, di mana ternyata perobeknya ada dua. Terlepas dari beberapa yang mengklaim, faktanya dua perobeknya adalah Hariyono (pengawal Residen Soedirman lainnya) dan pemuda Koesno Wibowo,” sambung Heri, yang meriset faktanya berangkat dari buku hasil riset Ady Setyawan, pendiri Roodebrug Soerabaia, berjudul

“Dari riset yang dilakukan Ady, maka mengerucutlah fakta sejarahnya. Bicara inisiatif awal (merobek bendera Belanda), itu dari Hariyono. Namun karena kelelahan akibat memanjat sampai menara hotel secara manual (tanpa tangga), dia posisinya mulai enggak kuat. Hanya bisa sedikit merobek bendera dengan cara digigit,” sambung Heri.

Selain menggunakan hasil riset yang akuntabel, keseriusan KSJ menggarap teatrikal dilakukan dengan melibatkan 150 pemuda dari

Peristiwa Heroik Dimana Terjadi Bentrokan Fisik Perang Antara Pemuda Dan Jepang Yang

(pereka ulang sejarah) Roodebrug Soerabaia, siswa SMK 6 Surabaya, 21 komunitas teater dan komunitas sepeda tua Senopati. KSJ juga melengkapi pentas dengan beragam properti dan kostum otentik dari masa ketika peristiwa berlangsung.

Surabaya, hari pahlawan, 10 november, 10november1945, haripahlawan2020, 10november2020

berhak me-non aktifkan account yang melanggar atau menggunakan program ilegal untuk mendapatkan poin tanpa pemberitahuan dahulu

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

bekerja sama dengan pihak ke-3 untuk transaksi redeem point, dalam hal ini pihak ke-3 adalah GetPlus

Waspada Minggu 16 September 2018 By Harian Waspada

hanya menjadi platform untuk mengumpulkan poin, redeem poin hanya bisa dilakukan di platform pihak ke-3, dalam hal ini GetPlus

Setelah user redeem point di platform pihak ke-3, maka semua activity yang dilakukan menjadi tanggung jawab pihak ke-3

sebagai partner tidak bertanggung jawab apabila terjadi maintenance web, maintenance produk, dan atau hal – hal lainnya yang terjadi di pihak ke-3 maupun yang terjadi di yang dapat mengganggu dalam perolehan poin user maupun dalam keterlambatan masuknya poin user

Syarat dan Ketentuan lebih lanjut: https://www.mygetplus.id/terms-and-conditions

Hotel Yamato Terletak Di

Namun, perubahan ini dikabarkan tidak disadari warga Prancis hingga diumumkan pemerintah pada 14 November 2021.

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Staf kepresidenan Prancis mengatakan, jenis warna biru baru di bendera Prancis kini dibuat lebih mirip dengan bendera yang digunakan sejak masa Revolusi Prancis sekitar abad ke-18. Bendera Prancis saat itu digunakan sebagai simbol revolusi, seperti dikutip dari

Perubahan resmi warna bendera Prancis tersebut pertama kali terjadi pada tahun 1976. Saat itu, Presiden Valery Giscard d’Estaing mengubah palet warna bendera agar lebih dekat dengan warna biru jenis

Staf kepresidenan Prancis mengatakan, perubahan warna bendera ini didorong Direktur Operasional Presiden Macron, Arnauld Jolens, dan penasihat Bruno Roger-Petit, dan dorongan para staf angkatan laut yang saat itu menjadi Kepala Staf Militer Élysée. Menurut staf kepresidenan Prancis, ada sejumlah alasan yang melatari perubahan warna bendera negara ini.

Latar Belakang Pertempuran Surabaya 10 November 1945 Secara Singkat

dianggap lebih elegan dan perubahannya menjadi upaya kembali terhubung dengan simbol Revolusi Prancis.

Di balik pernyataan resmi tersebut, beberapa teori di masyarakat berpendapat, warna biru yang kini jauh dengan warna biru bendera Uni Eropa menyiratkan keretakan hubungan Prancis dengan Uni Eropa. Namun, pemerintah Prancis menyangkal teori ini.

Pergantian warna bendera negara ini tidak disadari warga Prancis dan tidak diperbincangkan di media sebelum staf kenegaraan mengungkapkan ke publik. Dikutip dari

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Baca juga: Mengapa Bendera Merah Putih Tak Dikibarkan di Piala Thomas Cup? Ini Jawabannya

Latar Belakang Peristiwa Pertempuran 10 November 1945 Smkn 12 Malang

Orang yang menyadari perubahan warna bendera Prancis lalu juga mendiskusikan kemungkinan perubahan warna merah pada bendera tersebut. Sebab, warna merah di bendera Prancis kini juga tampak lebih gelap.

Rupanya, warna merah di bendera tersebut tidak diganti sama sekali. Namun, warna merahnya tampak lebih gelap karena disandingkan dengan warna biru bendera Prancis yang berubah jadi

Simak Video “Momen Prabowo Bertemu Presiden Prancis Macron ” [Gambas:Video 20] (twu/pal)

Home » Indonesia » Kemerdekaan » pasca kemerdekaan » Sejarah Peristiwa Hotel Yamato Lengkap Secara Singkat

Readers Ask Insiden Hotel Yamato Yang Terjadi Pada 19 September 1945 Merupakan

Hotel Yamato Surabaya/ Yamato Hoteru/ Oranje Hotel yang sekarang bernama Hotel Majapahit Surabaya terletak di jalan Tunjungan no. 65 Surabaya setelah kronologi Perang Dunia II. Peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera merah putih terjadi di hotel ini pada tanggal 19 September 1945 karena perundingan antara residen Surabaya bernama Sudirman dan Mr. W.V.Ch. Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda mengalami kegagalan. Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintahan Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk menetapkan bendera Merah Putih sebagai bendera nasional yang harus terus dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Seluruh pelosok kota Surabaya juga turut melakukan gerakan pengibaran bendera tersebut di berbagai lokasi strategis. Lokasi pengibaran bendera antara lain adalah teras atas Gedung Kantor Karesidenan ( kantor Syucokan, gedung Gubernuran di jalan Pahlawan), di atas Gedung Internatio, juga banyak pemuda yang datang dari segala penjuru Surabaya membawa bendera ke Tambaksari (lapangan stadion Gelora 10 November) untuk menghadiri rapat raksasa oleh Barisan Pemuda Surabaya. Rapat tersebut dipenuhi lambaian bendera merah putih dan pekikan ‘Merdeka’ oleh massa yang terdiri dari para pemuda. Pihak Kempeitai melarang rapat tersebut namun tidak berdaya untuk menghentikan dan membubarkan massa. Puncak dari kegiatan pengibaran bendera tersebut adalah peristiwa Hotel Yamato berupa insiden perobekan bendera. Biografi Bung Tomo sebagai salah satu pemimpin pada saat itu pun banyak dikenal orang hingga saat ini.

Hotel Yamato yang menjadi pusat dari peristiwa Hotel Yamato telah berdiri sejak masa Hindia Belanda, tahun 1910 oleh Sarkies bersaudara yang berasal dari Armenia. Pada masa itu mereka sudah terkenal sebagai perintis jaringan hotel di Asia Tenggara dan telah membangun sejumlah hotel di Malaysia, Singapura dan Myanmar. Hotel pertama kali beroperasi pada 1911 dan terkenal sebagai tempat berkumpulnya orang – orang kaya. Hotel ini pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dikenal dengan nama Hotel Oranje. Nama Yamato digunakan sejak tentara Jepang mengusir Belanda dan menguasai Indonesia pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Yamato mengacu kepada pemimpin pasukan Jepang yang tinggal disana pada tahun 1942 – 1945 bersama sekitar 200 orang yang menjaga keamanannya termasuk polisi Kempetai Jepang.

Saat perang dunia II, hotel difungsikan juga sebagai markas komando Jepang di Jawa Timur. Setelah peristiwa Hotel Yamato , nama hotel diganti menjadi Hotel Merdeka. Setahun kemudian, pengelolaan hotel diambil alih kembali oleh Sarkies bersaudara dan namanya kembali diganti menjadi L.M.S Hotel (Lucas Martin Sarkies). Pada tahun 1969, pemilik hotel berganti kepada Mantrust Holding Co dan namanya diganti menjadi Hotel Majapahit. Setelah diakuisisi oleh kelompok usaha perhotelan Mandarin Oriental pada 1996, nama hotel kembali berubah menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit dan pemerintah menetapkan hotel sebagai cagar budaya pada tahun yang sama. Kepemilikan hotel kembali beralih kepada grup CCM pada tahun 2006 dan hingga sekarang ini hotel masih berdiri dikenal dengan nama Hotel Majapahit.

Faktor Penyebab Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya

Jepang dan Belanda yang sudah keluar dari interniran pada awalnya menyusun organisasi bernama Komite Kontak Sosial yang dibantu penuh oleh Jepang. Pembentukan komite ini mendapat sponsor dari Palang Merah Internasional (Intercross), namun mereka ternyata melakukan kegiatan politik dengan berlindung di balik Intercross. Mereka mencoba mengambil alih gudang – gudang dan menduduki beberapa tempat, salah satunya adalah Hotel Yamato.

Para opsir sekutu dan Belanda dari AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) pada 18 September 1945 datang di Surabaya tepatnya di daerah Gunungsari bersama – sama rombongan Intercross dari Jakarta. Mereka ditempatkan oleh administrasi Jepang di Surabaya di Hotel Yamato dan rombongan Intercross ditempatkan di Gedung Setan, Jl. Tunjungan 80 Surabaya tanpa meminta izin pemerintah karesidenan Surabaya. Sejak itu Hotel Yamato dijadikan markas RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees) atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran. RAPWI bertujuan untuk mengurus sisa – sisa prajurit Jepang dan tentara Belanda yang ditawan setelah kekalahan Dai Nippon di Perang Asia Timur Raya.

Pada malam hari tanggal 19 September 1945 pukul 21.00, peristiwa Hotel Yamato dimulai ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh Mr. W.V. Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda berwarna merah putih biru tanpa meminta persetujuan Pemerintah RI daerah Surabaya. Mereka mengibarkan bendera pada tiang di tingkat paling atas Hotel Yamato , di sisi utara yang akibatnya menjadi penyebab peristiwa di Hotel Yamato Surabaya. Para pemuda Surabaya melihatnya keesokan hari dan marah karena menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia dengan melakukan hal tersebut. Mereka juga menganggap Belanda ingin kembali menguasai Indonesia dan melecehkan pengibaran bendera merah putih yang sedang berlangsung di seluruh penjuru Surabaya.

Insiden Bendera Di Hotel Yamato Surabaya Disebabkan Oleh - Berita Metro 20 September 2016 By Harian Berita

Kabar cepat tersiar ke seluruh kota dan dalam waktu singkat jalan Tunjungan dipenuhi massa yang marah hingga memadati halaman hotel dan halaman gedung yang berdampingan. Beberapa tentara Jepang berjaga di sisi belakang halaman hotel untuk mengendalikan situasi yang mulai tidak stabil. Residen Sudirman, seorang pejuang dan diplomat yang menjabat sebagai wakil residen yang masih diakui oleh pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, dan juga menjabat sebagai residen daerah Surabaya pemerintah RI, masuk ke dalam hotel dengan dikawal oleh Sidik dan Hariyono. Dia berunding dengan Mr. Ploegman sebagai perwakilan RI agar bendera Belanda segera diturunkan.

Apa Saja Perjuangan Bersenjata Untuk Mempertahankan Kemerdekaan Ri

Ploegman menolak menurunkan bendera dan mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan itu dengan segera memanas ketika Ploegman mengeluarkan pistol. Terjadi perkelahian di dalam ruang perundingan yang membuat Ploegman tewas karena dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas dalam perkelahian dengan tentara Belanda yang berdatangan. Sudirman dibawa keluar hotel oleh Hariyono. Para pemuda langsung menyerbu hotel dan terjadilah peristiwa Hotel Yamato tersebut. Hariyono juga kembali ke dalam dan ikut memanjat tiang bendera, dan berhasil menurunkannya bersama Kusno Wibowo, merobek kain birunya, dan mengerek bendera ini kembali ke puncak tiang sementara massa terus meneriakkan ‘Merdeka’ berulang – ulang. Keduanya menjadi tokoh insiden Hotel Yamato yang dikenang hingga sekarang.

Setelah terjadinya peristiwa di Hotel Yamato, tanggal 27 Oktober 1945 meletus pertempuran pertama antara Indonesia dan tentara AFNEI sebagai dampak insiden Hotel Yamato. Bentrokan – bentrokan kecil yang terjadi kemudian berubah menjadi suatu serangan umum yang memakan banyak korban jiwa di pihak Indonesia dan Inggris, baik itu dari sipil ataupun militer. Jenderal D.C. Hawthorn kemudian meminta bantuan Presiden Soekarno untuk dapat meredakan situasi dan melakukan gencatan senjata, namun gagal. Kematian Brigadir Jenderal Mallaby mengakibatkan pihak Inggris mengeluarkan ultimatum 10 November dan menjadi penyebab pertempuran Surabaya. Peristiwa Hotel Yamato mengarah kepada terjadinya pertempuran dalam sejarah peristiwa 10 November, dan menandai sejarah monumen tugu pahlawan setelah terjadinya pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah perang kemerdekaan di Indonesia dan tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

hotel yamatoperistiwa bersejarah surabayaperistiwa hotel yamatoPerobekan BenderaSejarah Kemerdekaan